Rabu, 30 Mei 2012

10 KUNCI SUKSES MENJUAL DENGAN HATI


10 KUNCI SUKSES MENJUAL DENGAN HATI

Menjual baik produk maupun jasa berarti memikat hati calon konsumen. Jadi, mempelajari sisi psikologi dalam penjualan akan berguna untuk meningkatkan omzet bisnis Anda.
Menurut Afandy Totong, Certified Business Permormance Coach dari Brian Tracy Focal Point Business Coaching-USA, untuk menjadi seorang sales handal, hal yang paling penting diyakini adalah bangga dengan profesi Anda.
Berikut kunci sukses menjual dengan hati.
1. lakukan yang Anda cintai.
Penjualan adalah menawarkan atau memperkenalkan sesuatu kepada orang lain. Oleh karena itu yakinlah, produk yang Anda tawarkan sesuai dengan value yang Anda yakini.

2. Tentukan targetLangkah pertama, tulislah target Anda berikut tenggat waktu untuk mencapainya. Daftar semua hal yang mendukung proses pencapaiana tersebut. Tulislah detail bagaimana caranya, jual kemana, supporting system yang diperlukan, dan sebagainya.
Setelah semua rencana ditulis, buatlah skala prioritas, lalu laksanakan. Jangan pernah menunda. Karena menunda berarti melewatkan peluang yang datang hari berikutnya.
3. Gigih dan yakin
Tidak penting berapa kali Anda jatuh, tapi lebih penting lagi seberapa banyak Anda bangkit. Kata bijak dari Charlie Jones, sport caster, bisa menginspirasi untuk terus gigih mencapai target penjualan.
4. Belajar seumur hidup
Jangan sampai ilmu kita ketinggalan zaman. Usahakan selalu up date informasi terbaru berkaitan dengan produk atau jasa Anda. Terus mengisi “ember kemampuan dan keahlian” baru.
Itu cara untuk menjadi makin inovatif. Selain itu, cara atau trik baru dalam menjual produk juga jadi kunci agar kita tetap kompetitif.
5. Waktu aset utamaArtinya, memanfaatkan waktu dengan baik berarti memberikan pelayanan terbaik yang bisa membuat hidup kita lebih bermanfaat untuk orang lain. Oleh karena itu tentukan prioritas, pilih pekerjaan terpenting, dan fokus dengan pilihan tersebut.
6. Ikuti para pemimpin.

Pilih seseorang yang bisa menjadi sosok panutan dalam melakukan penjualan. Jika perlu, mintalah saran kepadanya. Tokoh panutan Anda tentu pernah mengalami jatuh bangun dalam penjualan, sehingga menimba pengalamannya adalah referensi berharga. Selanjutnya, bergeraklah ke atas, tak salah kalau Anda pun bisa melampaui apa yang pernah dicapai oleh tokoh panutan tersebut. Hindari kelompok negatif agar aura positif kian menyertai perjalanan Anda.
7. Layak dipercaya
Penjualan meningkat seiring kepercayaan konsumen pada produk atau jasa yang Anda jual. Karenanya, jagalah integritas sehingga Anda layak dipercaya banyak orang. Prinsipnya, jujurlah pada diri sendiri dan latihlah prinsip kenyataan. Meski merayu konsumen agar mau membeli, janganlah memberi informasi yang tidak benar.
8. Bukalah kreatifitas
Menjual berarti”merayu” orang dengan berbagai sifat dan karakter. Dengan kata lain bila berhadapan dengan 100 orang,perlu memiliki 100 ‘jurus” gunakan kreatifitas dan kelebihan Anda dalam melakukan penjualan.

9. Hukum utama

Beberapa hukum yang perlu dijalankan dalam menjual, antra lain :
a. perlakukan orang lain seperti Anda ingin diperlakukan
b. jangan buru-buru menyalahkan orang karena tidak ada yang salah, yang ada kurang tepat.
c. Kenali karakteristik klien supaya bisa berkomunikasi dengan baik.
d. Pahami kebutuhan atau masalah mereka.
10. Harga kesuksesan
Mustahil memperolah keuntungan tanpa usaha, begitu pula perjalanan msnuju sukses selalu ada harganya. Karenanya, Anda perlu berjuang keras dan melakukan pekerjaan sebaik mungkin. Jangan menahan diri karena itu berarti Anda menunda kesuksesan.
Inilah kunci sukses menjual dengan hati. Semoga dapat bermanfaat sehingga memperbaiki kinerja kita dalam menjual.
Sumber : majalah ide bisnis edisi 04/September 2010

Kiat Sukses Menjadi Agen Asuransi

Bagi anda wanita karir, tentu saja informasi “Kiat Sukses Menjadi Agen Asuransi” akan sangat penting. Info Kiat Sukses Menjadi Agen Asuransi ini akan membantu anda untuk lebih maju lagi dalam berkarir. Saya doakan semoga karir anda semakin maju.


Agen asuransi adalah profesi yang sedang “happening” saat ini. Orang yang sedang tidak terikat dengan perusahaan tertentu, atau yang sedang mencari penghasilan tambahan, biasanya mengincar pekerjaan ini.

Seperti yang dituturkan Ginawati Djunaedi, Chief Agency Officer Allianz Life Indonesia, tidak ada syarat khusus untuk menjadi seorang agen asuransi. Setiap orang, apa pun latar belakangnya, bisa melamar bekerja sebagai agen. Yang perlu Anda lakukan saat melakukan pekerjaan ini adalah menerapkan strategi, atau sistem, yang sudah diberikan perusahaan saat pelatihan.
Namun, untuk menjadi agen asuransi yang sukses, pada dasarnya Anda perlu menerapkan kiat berikut:
1. Membiasakan diri dengan bidang asuransi. Bila sudah menjadi nasabah, Anda sudah memiliki pengetahuan mendasar tentang hal ini. Namun tak ada salahnya menambah wawasan dengan membaca atau berkonsultasi dengan agen langganan.
2. Terus mengikuti perkembangan dunia asuransi. Jangan berdiam diri dan merasa sudah cukup memiliki pengetahuan. Belajarlah dari agen-agen di kantor yang sudah mencapai kesuksesan.
3. Pantang menyerah. Bukan tidak mungkin Anda ditolak saat menawarkan produk. Bersabarlah dan tetap semangat. Masih banyak calon nasabah potensial lain. Meski ditolak, jangan putuskan hubungan dengan orang tersebut. Tunggulah selama beberapa saat. Setelah itu, kembali dekati dia. Bisa saja pada saat itu ia sudah berubah pikiran. Lakukan semuanya dengan sopan-santun.
4. Jangan bertele-tele saat menjelaskan sebuah produk. Beritahu nasabah dengan bahasa yang sederhana. Bila harus membuat perhitungan, lakukan juga dengan cara-cara sederhana agar nasabah benar-benar mengerti produk apa yang akan dimilikinya.
5. Jadilah teman yang baik bagi nasabah. Dengarkan keluh-kesahnya agar Anda benar-benar mengenal kepribadiannya. Anda pun jadi bisa menentukan produk apa yang paling baik untuknya. Nasabah pun akan merasa memiliki agen yang benar-benar memperhatikan dirinya.
6. Selalu rajin. Rajin mencari calon nasabah, rajin memantau perkembangan nasabah yang sudah ada, rajin melengkapi diri dengan informasi-informasi baru, dan lain-lain. Besarnya komisi yang kita dapatkan juga bergantung pada seberapa rajin kita bergerak.
7. Jujurlah pada nasabah. Jelaskan semua syarat dan keuntungan setiap produk asuransi. Bila ia bertanya produk asuransi apa yang paling cocok dengan kondisinya, ajukan produk yang tepat. Jangan membelok-belokkan nasabah demi keuntungan pribadi.
8. Pelajari cara yang tepat untuk menjual produk. Tidak ada satu formula pemasaran yang mutlak cocok untuk semua orang. Setiap orang memiliki karakteristik dan kepribadian yang berbeda. Sesuaikan jurus-jurus Anda dengan orang yang sedang dihadapi. Ada baiknya mencari informasi mengenai mereka dahulu sebelum Anda menawarkan produk.
9. Kenali setiap produk asuransi yang perusahaan miliki. Bisa jadi di masa depan Anda merasa lebih nyaman menjual satu jenis produk tertentu, misalnya asuransi pendidikan. Tetapi Anda tetap harus mengenal produk lain. Jangan sampai nasabah berpikir Anda agen yang tidak kompeten hanya karena tidak menguasai product knowledge.
10. Utamakan yang terbaik untuk nasabah. Ketika memutuskan menjadi agen, Anda harus mengedepankan kepentingannya. Menjadi agen berarti membantu mewujudkan kehidupan yang lebih baik bagi mereka. Jika sebelumnya sudah merasakan manfaat asuransi, inilah giliran Anda untuk berbagi yang sama dengan mereka.

Dream Job: Agen Asuransi

Bagi anda wanita karir, tentu saja informasi “Dream Job: Agen Asuransi” akan sangat penting. Info Dream Job: Agen Asuransi ini akan membantu anda untuk lebih maju lagi dalam berkarir. Saya doakan semoga karir anda semakin maju.


Agen asuransi telah menjadi salah satu pilihan profesi saat ini. Bagaimana tidak? Ada berbagai keuntungan yang didapatkan dengan bekerja menjual produk-produk asuransi.

Menurut Ginawati Djunaedi, Chief Agency Officer Allianz Life Indonesia, tidak ada syarat khusus untuk menjadi seorang agen asuransi. Setiap orang, apa pun latar belakangnya, bisa melamar bekerja sebagai agen. Yang penting adalah kepribadian kita, dan kemauan keras untuk bisa mencapai kesuksesan.
Anda juga tidak perlu menunggu hingga perusahaan membuka lowongan. Sekarang pun Anda bisa melamar. Perusahaan akan menyambut baik lamaran Anda dan menindaklanjutinya. Setelah itu, tentu saja akan dilaksanakan pelatihan. Anda akan diberi materi-materi yang menyangkut sejarah perusahaan, produk-produk asuransi, kiat-kiat menjaring nasabah, serta menjelaskan manfaat, dan masih banyak lagi.
Waktu pelatihan berbeda-beda, tergantung perusahaannya. Ada yang mengadakannya dalam hitungan hari, ada pula yang dalam hitungan minggu. Sesudah resmi menjadi agen, perusahaan akan mengadakan pelatihan lain lagi di waktu yang berbeda untuk terus mengasah kemampuan agen.
Dalam anggapan Fonny Torar, agen asuransi Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912, akan lebih baik bila seorang agen asuransi sudah pernah atau terlebih dulu merasakan manfaat asuransi. Dengan demikian, ia bisa tampil lebih meyakinkan saat harus mempresentasikan berbagai jenis produk asuransi. Kalau memiliki agen asuransi langganan, Anda bisa menghubunginya untuk sekadar berkonsultasi tentang kemungkinan ini.
Tak perlu modal besar
Berbeda dari jenis usaha lainnya, menjual produk asuransi tidak mengeluarkan banyak biaya. Anda tidak perlu memiliki sejumlah modal tertentu untuk memulainya. Semua produk sudah disiapkan perusahaan. Yang perlu Anda lakukan hanya memasarkannya pada calon nasabah.
Paling-paling Anda hanya perlu biaya transportasi dan komunikasi, dan sesekali biaya menjamu, untuk bisa menjangkau nasabah. Kalau memiliki beberapa nasabah yang saling mengenal, Anda bisa mengajak mereka untuk berkumpul sehingga dapat menemui mereka sekaligus. Praktis dan lebih hemat.
Bebas atur waktu
Menjadi agen asuransi tidak seperti kebanyakan pegawai lain yang terikat dengan jam kantor. Kebanyakan waktu mereka dihabiskan di luar dengan nasabah-nasabah. Ada yang mendatangi nasabah langsung ke rumah, ada yang mengunjungi ke kantor, dan ada lagi yang membuat janji bertemu di mal atau kafe.
Ini yang mengakibatkan banyak ibu rumah tangga tertarik menjadi agen asuransi. Mereka tetap bisa bekerja dan mendapatkan pemasukan tambahan tanpa harus mengorbankan kepentingan keluarga. Yang penting mereka harus pintar-pintar bagi waktu.
Ada satu hal yang perlu Anda ingat. Waktu kerja fleksibel berarti Anda juga harus mau mendatangi nasabah kapan pun ia mau atau merasa butuh. Bukan mustahil jika ia meminta Anda datang di akhir pekan. Pekerjaan agen asuransi juga melibatkan aspek melayani nasabah sebaik-baiknya.
Walaupun jam kerjanya bisa dibilang sangat fleksibel, perusahaan tetap menerapkan aturan agar kinerja agen bisa terus dipantau. Mereka meminta agen untuk memberi laporan secara berkala tentang aktivitas atau pencapaian yang sudah diraih. Bila tidak bisa datang langsung ke kantor, agen bisa melapor lewat telepon atau sural elektronik.
Komisi menggiurkan
Salah satu daya tarik bidang asuransi adalah komisinya. Meskipun bekerja sebagai agen tiak mendapatkan gaji, Anda akan memperoleh pendapatan dari komisi. Komisi ini jumlahnya beragam, sesuai nilai polis yang berhasil dijual, tapi pada umumnya angkanya cukup menjanjikan.
Semakin tinggi nilai polis, semakin besar jumlah komisi yang bisa diperoleh. Sebagai contoh, di AJB, Anda bisa mendapatkan komisi minimal sejumlah 30 persen dari nilai polis. Jadi, bila berhasil menjual polis senilai Rp 10 juta, Anda akan diberi komisi sebesar Rp 3 juta.
Itu komisi per polis, lho. “Kalau dalam sebulan bisa menjual polis kepada empat orang, total komisi yang Anda dapat bisa mencapai Rp 12 juta,” terang Rizal Rais, Kepala Cabang KCE II AJB. Menguntungkan sekali, bukan?
Tanpa mengeluarkan uang, Anda bisa mendapatkan laba. Modalnya hanya supel dan rajin mencari calon nasabah. Di masa depan, Anda dapat memiliki karier gemilang di bidang ini.

agen asuransi: kerja dengan Total

Suatu hari pada tahun 2006 Lanny Sugiharta, Senior Unit Manager Agency Prudential Indonesia yang sukses, menerima telepon dari salah seorang nasabahnya yang terkapar di rumah sakit. Nasabahnya meminta bantuan dirinya mencairkan klaim asuransi untuk biaya rumah sakit. Tanpa pikir panjang, Lanny dengan sepenuh hati melayani permintaan nasabahnya, mulai dari mengantarkan sendiri dokumen klaim, mencairkan, hingga membereskan urusan dengan rumah sakit. Padahal, semestinya ia bisa menyuruh sekretarisnya untuk melakukan semua itu.

Di lain waktu Lanny tak kuasa menahan haru ketika mengantarkan nasabahnya, seorang ibu muda yang menggendong anaknya yang masih kecil, mengambil klaim kematian suaminya. Dadanya makin sesak ketika nasabahnya mengatakan uang klaim tersebut akan digunakan untuk membuka usaha guna menyambung hidup dan membiayai sekolah anak.

”Agen asuransi adalah pekerjaan yang mulia. Jika kita melengkapi profesi yang mulia itu dengan bekerja total dan menggunakan hati, hidup akan jadi lebih berarti. Pendapatan yang berlimpah dengan sendirinya akan mengikuti,” kata ibu dua anak itu.

Jenjang karier

Hanya dalam empat tahun—Lanny menjadi agen asuransi sejak tahun 2004—ia kini telah mencapai puncak jenjang karier agen, yakni senior agency manager. Ia sungkan membocorkan berapa pendapatannya. Ia hanya mengatakan, tidak lagi memiliki beban finansial. Ia telah menjamin seluruh biaya pendidikan anak-anaknya sampai kuliah, biaya kesehatan seluruh keluarga, bahkan pensiun di hari tua. Kehidupannya kini bagai bumi dan langit dibandingkan saat dirinya belum menjadi agen.

Dengan menjadi agen asuransi, katanya, seseorang bisa berubah dari zero jadi hero, dari nothing menjadi something, dan dari diremehkan menjadi dihargai.

Di tangannya, pekerjaan agen yang kerap dibilang susah oleh banyak orang menjadi serba mudah. ”Siapa bilang menjadi agen asuransi sukses itu sulit. Saya saja hanya butuh empat tahun untuk sukses, mana ada profesi lain yang bisa seperti ini,” tandasnya.

Kuncinya, kata Lanny, hanyalah totalitas, sepenuh hati, serta teguh pada pendirian dan impian. Soal teknis dan kepintaran bukanlah nomor satu. ”Teknis bagaimana menjadi agen yang baik tinggal mengikuti apa-apa yang telah digariskan perusahaan asuransi. Saya tidak mencoba teknik-teknik lain dalam memasarkan asuransi, saya mengikuti aturan yang telah digariskan Prudential 100 persen,” ujarnya membeberkan kiat suksesnya.

Bermula sebagai nasabah Prudential pada tahun 2001, Lanny akhirnya tertarik menjadi agen pada tahun 2004. Dia jatuh cinta pada profesi agen asuransi karena pekerjaannya yang mulia dan penuh pelayanan. Selain itu, ia juga bisa membantu banyak orang merencanakan keuangan untuk menuju masa depan yang sejahtera. Ia juga percaya sistem asuransi itu banyak manfaatnya, terbukti ketika menjadi nasabah, Lanny sangat terbantu ketika keluarganya terkena musibah.

Lanny pun melangkah dengan mantap memasuki dunia agen asuransi. Tak tanggung-tanggung, pekerjaan lamanya sebagai manajer pemasaran di sebuah perusahaan swasta langsung dilepasnya. ”Saya harus bisa melayani nasabah setiap saat. Jika saya tetap bekerja sebagai karyawan, lalu tiba-tiba nasabah meminta bantuan ketika saya masih di kantor, tentu akan sulit memenuhi permintaan nasabah. Nasabah akhirnya merasa tidak aman seolah ditinggalkan,” katanya.

Pada masa awal menjadi agen bagaimanapun tetap ada tantangan yang menghadang, apalagi dia mulai dari nol. Jika sebelumnya selalu bepergian menggunakan mobil kantor, kini ia terpaksa harus naik bis kota atau ojek.

Pendapatan yang diterimanya juga tiba-tiba anjlok. Gaji manajer pemasaran yang sebelumnya rutin diterima setiap bulan tiba-tiba hilang, sementara pendapatan sebagai agen asuransi pemula belumlah seberapa.

Pernah suatu kali tebersit niatan untuk kembali menjadi karyawan. Namun, pikiran tersebut buru-buru ditepisnya. Ia ingat impiannya untuk meningkatkan martabat keluarga dan membuat bangga orangtuanya.

”Akhirnya saya coba tetap fokus, pantang menyerah, bekerja giat, bekerja dengan hati dengan motivasi melayani nasabah. Hasilnya, dalam waktu lima bulan sejak jadi agen, pendapatan saya kembali normal. Pada bulan-bulan berikutnya pendapatan saya terus meningkat,” katanya.

Totalitas

Totalitasnya pada masa awal menjadi agen asuransi juga tecermin dari cara ia memasuki dunia asuransi. Tak seperti agen-agen lain yang mencoba langsung menjual produk meskipun pengetahuannya masih belum seberapa. Lanny betul-betul mempersiapkan diri sebelum betul-betul terjun sebagai agen. Ia lahap semua pelatihan yang diberikan Prudential. Bahkan ia tak segan-segan mendatangi rumah leader-nya untuk mendapat tambahan pengajaran.

Jerih payahnya sebagai agen terus berbuah manis. Berbagai penghargaan sebagai agen ia sabet. Ia juga menjadi anggota million dollar round table (MDRT) atau pertemuan agen-agen asuransi top sedunia.
Impiannya kini melihat masyarakat Indonesia lebih sejahtera melalui perencanaan keuangan. Lainnya melihat profesi agen menjadi betul-betul dihargai dan diminati orang. (FAJ)

Dapatkan artikel ini di URL:
http://entertainment.kompas.com/read/xml/2008/05/22/01413773/kerja.total.dengan.hati

Kisah Sukses Pribadi Seorang Agen Asuransi

Dari beberapa diskusi saat saya bertemu dengan teman yang berprofesi agen asuransi, rata-rata mereka menanyakan kepada saya bagaimana caranya agar sukses di profesi tersebut. Sukses yang sering didefinisikan adalah komisi ratusan juta per-bulan, bonus wisata keliling dunia, mencapai kebebasan waktu, dan sebagainya. Saya menjawab mengapa tidak bertanya kepada manager anda (yang tentunya sudah terbukti sukses) bagaimana cara untuk sukses? Jawabnya adalah“kita tidak bisa membandingkan dengan mereka, mereka tuh teman pengusahanya banyak, daftar prospeknya orang-orang kaya semua, dan mereka tinggal diperumahan elit, intinya kita berada didunia yang berbeda dengan mereka. Kalo saya kan hanya lulusan diploma, anak orang biasa, teman saya pun rata-rata juga orang-orang biasa,intinya market saya tidak potensial”

Apakah benar pendapat itu? Mari kita cari jawabnya bersama-sama.

Saya penasaran apakah benar pendapat teman saya itu. Langkah pertama yang saya ambil untuk mencari jawabnya adalah dengan berkenalan dan menemui seorang unit manager pada perusahaan asuransi ternama. Perkenalan kami begitu singkat dengan alasan menemui adalah untuk ingin tahu tentang produk-produk asuransi. Lalu kami berdiskusi prinsip-prinsip dan cara menjual yang efektif serta efisien, kami juga berdiskusi tentang prospek dunia asuransi secara global, perekonomian dunia dan Indonesia, kenaikan harga cabe, film bioskop terbaru, kualitas SDM Indonesia, dan banyak hal lain yang tentunya sangat menarik untuk didiskusikan. Setelah menghabiskan waktu selama hampir 2 jam saya pamit pulang. Anehnya, dia sama sekali tidak menanyakan apakah saya tertarik dengan produk asuransinya. Dia hanya memberi kartu namanya dan menitip pesan kepada saya untuk menjaga diri dan keluarga saya baik-baik. Sebuah pesan singkat yang semula saya pikir klise dan tidak begitu bermakna bagi saya.

Dalam perjalanan pulang saya lalu berpikir keras terletak dimana kunci suksesnya, apa saja yang telah dia lakukan selama menekuni profesinya, dan yang lebih penting adalah latar belakang keluarga dan lingkungannya. Saya ingin mengetahui lebih dalam lagi tentang kehidupan dan kepribadiannya selain pengetahuan umumnya yang sangat luas.

Beberapa hari kemudian saya menelpon untuk membuat janji makan siang bersama. Tanpa berpikir lama dia menjawab bahwa esoknya dia punya 2 jam waktu bebas dan menerima ajakan makan siang saya. Dalam diskusi kami yang kedua ini saya banyak berinisiatif untuk bertanya dan berusaha memahami cara berpikirnya, mengetahui kehidupan pribadi dan lingkungannya. Dari hasil dua pertemuan tersebut saya sedikit mengetahui dan yakin bahwa pendapat teman saya tidak 100% benar. Unit Manager (sebut saja Budi) tersebut benar-benar memahami prinsip-prinsip kesuksesan. Dan secara tidak sadar, dia telah membagikannya kepada saya.

Sikap positif, punya impian besar, antusias, kerja keras+cerdas adalah sesuatu hal umum yang sering disampaikan oleh motivator handal. Bagi saya itu bukan rahasia lagi. Dan orang-orang sukses yang saya temui rata-rata mempunyai sikap mental yang demikian. Mereka memang benar menerapkan prinsip-prinsip kesuksesan ala motivator-motivator tersebut. Tetapi ada sesuatu hal yang lain yang mungkin belum diungkap dan itu menurut saya sangat pribadi. Berikut yang saya sampaikan mungkin dapat menginspirasi kita semua, tidak hanya untuk seorang agen asuransi teman saya saja.

Kekuatan Pribadi

Budi mampu menggunakan kekuatan individunya secara optimal. Budi benar-benar memahami kekurangan dan keunggulannya secara pribadi. Budi telah berhasil memilah-milah dan melejitkan potensi pribadinya dengan luar biasa. Dia tahu bahwa dia adalah orang yang pemalu, tetapi disisi lain dia adalah seorang suami dan ayah yang sangat sayang kepada keluarga. Dan bagi saya sifat penyayangnya inilah kekuatan pribadinya yang luar biasa. Dalam dua kali pertemuan dia berhasil mempengaruhi saya secara mental dan spiritual akan pentingnya kebahagiaan keluarga. Nilai-nilai yang disampaikan begitu dalam dan begitu membekas. Kekuatan itulah yang membuat dia mempunyai personal leverage yang lebih tinggi dari orang-orang yang seprofesi seperti dirinya, dan secara tidak langsung berperan besar terhadap keputusan pembelian client nya.

Kekuatan pribadinya yang lain adalah dia begitu fokus untuk melakukan apa yang terbaik yang dia mampu. Secara implisit dia menyiratkan bahwa dia adalah seorang tidak terlalu suka dengan kerja keras. Dia lebih suka menghabiskan waktu bersama keluarganya daripada berlama-lama ditempat kerja. Dalam buku the 80/20 Principle: The Secret to Success by Achieving More with Less, Richard Kouch mengatakan bahwa kebanyakan dari kita hanya menggunakan 20 persen waktu kita dengan baik. Sisa yang 80 persen, biasanya dihabiskan untuk aktivitas yang membuat sedikit perbedaan atas kesuksesan kita secara keseluruhan. Tragedi kehidupan manusia terjadi bukan karena tidak mempunyai kekuatan yang cukup, tetapi karena gagal menggunakan apa yang sebenarnya dimiliki. Kekuatan yang masih tersembunyi itulah yang harus kita bebaskan.

Budi yang bekerja selama sekitar rata-rata 5 jam sehari telah menemukan cara bagaimana menyusun sistem kerja untuk kegiatan yang produktif lebih dari 20% dalam jam kerjanya. Dia mendelegasikan semua pekerjaan yang dia tidak ahli didalamnya. Dia tahu bahwa bisa saja dia mampu melakukan semua hal yang terkait dengan pekerjaannya, tetapi itu tidak dilakukannya. Dia secara terus menerus mampu menentukan prioritas terbaik untuk pekerjaan dan target pribadinya, untuk pekerjaan yang lain dia delegasikan kepada rekan kerjanya yang lebih ahli.

Dekat dengan Pelanggan secara Unik
Budi secara menyakinkan telah membuat jarak yang dekat dengan pelanggannya. Dia mempunyai database dari pelanggan, prospek yang dulu menolak, dan calon prospeknya. Setiap hari ulang tahun pelanggannya, perayaan hari keagamaan, pernikahan, tahun baru, Budi selalu ingin menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat. Bagaimana caranya? Ternyata dalam handphonenya tertanam aplikasi SMS Scheduler, yang secara otomatis bisa mengirim pesan dalam bentuk SMS pada jam, hari tertentu dengan dilakukan penyetingan yang tidak terlalu sulit. Sebuah ide yang brilian

Khusus saat pelanggannya mengalami musibah, sebisa mungkin Budi akan secara langsung membantu untuk meringankan beban daripada sekedar mengirim SMS memberi ucapan turut bersedih. Dengan logat jawanya yang kental Budi berkata:“Apabila client saya mengalami momen bahagia, pasti ingin dibagi dengan orang-orang tercintanya, jadi dia tidak butuh kehadiran saya, kirim sms saja sudah cukup. Tetapi apabila mereka mengalami musibah saya ingin merasa bahwa sayalah salah seorang yang bisa menguatkan mereka”

Untuk dekat dengan pelanggan, Budi selalu tidak berlebihan atau mengesankan ada maksud tertentu ataupun pamrih. Dia cukup sedikit meninggalkan kesan, tidak berusaha keras menanamkan kesan kepada pelanggannya. Dan saya percaya bahwa sebagian besar pelanggan Budi mempunyai kesan positif terhadap teman baru saya ini.

Kedekatan dengan pelanggan yang menurut saya unik adalah Budi tidak memposisikan dirinya sebagai wakil dari perusahaan. Dia lebih memposisikan dirinya adalah seperti pelanggannya. Apabila terdapat kebijakan perusahaan yang dirasa merugikan hak pelanggan, dia turut memperjuangkan dan berada diposisi pelanggan. Bahkan dia lebih suka tidak memasang tanda pengenal di dada yang berlogo perusahaan tempat dia bekerja ketika bertemu prospek untuk menyampaikan presentasi. Dia berpendapat hal itu akan membuat kesan ada jarak diantara mereka. Tanpa simbol-simbol tertentu prospek sudah tahu bahwa Budi adalah agen asuransi tempat dimana dia kerja.

Mengalahkan Ketergantungan akan Waktu

Sebagai seorang manusia, Budi berusaha untuk tidak tergantung pada waktu. Dia bercerita ketika awal menekuni profesi atau bisnis banyak yang memfokuskan pada waktu. Budi tahu cara untuk mendapatkan manfaat terbesar dari penggunaan waktu yang terbatas itu. Secara practical Budi mencari terus mencari ide bagaimana caranya untuk tidak tergantung pada waktu. Seorang konsultan bisnis, pajak, pengacara, dokter adalah contoh konkretnya. Pendapatan mereka sangat berdasarkan waktu yang mereka habiskan bersama klien atau pasien. Supporting leverage yang tersedia untuk profesi seperti ini sangat terbatas. Untuk mendapatkan penghasilan yang besar maka dibutuhkan jam kerja yang lebih lama, alternatifnya adalah menaikkan imbalan atau fee. Tetapi ditengah persaingan profesi tenaga ahli yang sedemikian ketat yang terjadi malah perang harga…berlomba-lomba memotong fee demi mendapatkan client baru.

Budi lalu mencari cara agar bisnisnya bisa secara otomatis memberi peluang pemasukan pendapatan pada saat dia tidak bekerja secara langsung. Budi sadar bahwa jumlah temannya terbatas, dan dia harus mencari teman-teman baru diluar lingkungannya agar dia bisa terus memperluas networking-nya.

Untuk mengatasi keterbatasan dan ketergantungan atas waktu Budi menemukan ide brilian. Dari hobbynya menulis, dia mempunyai situs blog pribadi yang berisi tulisan-tulisannya tentang perencanaan keuangan, nilai-nilai keluarga dan tulisan-tulisan lain yang sifatnya ringan dan sedikit ada hubungannya dengan profesinya. Dia percaya untuk bisa bertahan dia harus “melek” teknologi yaitu teknologi informasi. Dengan bantuan internet dan orang lain yang sangat ahli dibidang internet dia mendapatkan banyak teman baru dari seluruh dunia, tanpa dibatasi jarak, ruang dan waktu. Orang lain bisa mengakses blognya 24 jam sehari, dimanapun berada. Intinya ketergantungan akan waktu yang bisa membatasi potensi penghasilan telah bisa dia kalahkan. Saat dia tidurpun dia telah mendapat teman baru, yang berarti prospek baru untuk bisnisnya.

Dari berbagai macam kunci kesuksesan yang pernah dipublikasikan para ahli kadang tidak bisa kita terapkan 100 persen. Saya pribadi percaya kesuksesan itu bersifat sangat personal. Yang mungkin bisa kita tiru adalah mungkin cara-cara sistematis, etos, dan standard kerjanya. Tetapi menurut saya, kita harus menemukan kunci kesuksesan itu dengan cara yang ada pada diri kita sendiri. Kunci itu sebenarnya ada di dalam diri kita, yang kita perlukan adalah cara untuk membuka kotak penyimpannya saja.

Mungkin masih banyak kunci sukses seorang Budi yang tidak saya tahu, karena kami hanya bertemu dua kali. Tetapi, saya yakin kunci suksesnya adalah bukan karena dia anak orang kaya, hidup di lingkungan orang kaya, ataupun karena beda derajat dengan kita. Tapi lebih dari itu, saya berpendapat Budi dengan caranya sendiri telah menemukan kunci suksesnya. Tidak dengan cara-cara yang sulit dan saya yakin semua orang pasti bisa sesukses dirinya.

Harapan saya apa yang saya sampaikan ini semoga bisa memberi manfaat dan perspektif lain tentang penyebab kegagalan dan kunci kesuksesan. Semoga…………




sumber:http://primarycons.wordpress.com/2011/03/24/kisah-sukses-pribadi-seorang-agen-asuransi/

Agen Asuransi, Peluang Karier Menjanjikan

Pada edisi pekan lalu, saya sudah menyampaikan kepada Anda tentang standar profesi agen asuransi jiwa yang berkualitas. Seiring peningkatan kesadaran masyarakat dalam berasuransi, industri asuransi semakin membutuhkan agen-agen asuransi jiwa yang profesional.

Sebesar apakah kebutuhan industri asuransi terhadap agen asuransi jiwa? Semua itu bergantung pada intensitas pertumbuhan bisnis asuransi di masa yang akan datang. Data empiris menunjukkan bahwa ruang gerak pertumbuhan sektor asuransi di Indonesia terbuka sangat lebar.Tren ini terlihat dari pertumbuhan penjualan polis asuransi jiwa dalam kurun waktu lima tahun terakhir (hingga akhir 2007).

Menurut data Biro Perasuransian, perusahaan-perusahaan asuransi jiwa di Indonesia berhasil mencapai pertumbuhan premi bruto sebesar 36,16 persenper tahun selama periode 2003?2007.Kalau pada 2003 total akumulasi premi sebesar Rp13, 6 triliun, jumlah tersebut mengalami peningkatan signifikan menjadi Rp45, 5 triliun pada 2007. Ini raihan pertumbuhan yang melebihi pertumbuhan premi bruto di negara-negara Asia.

Pada kuartal IV-2008, catatan AAJI menunjukkan bahwa persentase pertumbuhan tersebut memang mengalami perlambatan sebagai akibat dari pelemahan kinerja pasar modal karena terjadi krisis keuangan global. Pasar asuransi jiwa nasional pun terkena imbasnya. Dalam beberapa waktu terakhir, kontraksi indeks bursa telah menekan pertumbuhan dua jenis produk asuransi jiwa yakni premi tunggal maupun unit-link, yang notabene merupakan produk penggerak pertumbuhan asuransi jiwa. Meskipun demikian, saat ini pasar asuransi jiwa nasional mulai menggeliat kembali seiring dengan membaiknya kondisi pasar modal kita.

Kalaupun persentase pertumbuhan premi bruto asuransi jiwa di negara kita cukup tinggi, penetrasi asuransi nasional diharapkan masih akan bertumbuh jauh lebih cepat dari pencapaian sebelumnya. Ruang pertumbuhan asuransi jiwa di negara kita jauh lebih besar ketimbang peluang penetrasi di negara-negara Asia.Menurut data Swiss Re, persentase premi asuransi terhadap produk domestik bruto (PDB) di Indonesia pada 2007 sebesar 1,1 persen.

Secara komparatif, persentase ini jauh lebih kecil ketimbang besaran persentase di negara lain, misalnya Hong Kong 10,6 persen, Jepang 9,6 persen, Singapura 6,2 persen, India 4 persen, dan Malaysia 3,1 persen. Data ini menunjukkan bahwa pertumbuhan industri asuransi jiwa di Indonesia amat terbuka lebar, dan itu berarti kebutuhan tenaga agen asuransi akan terus bertambah! Ke depannya, kebutuhan tenaga agen asuransi jiwa sangatlah bergantung pada harapan pertumbuhan bisnis asuransi di masa yang akan datang.

Berdasarkan tren laju perkembangan industri asuransi jiwa tersebut, jumlah agen yang dibutuhkan akan terus berkembang. AAJI mencatat bahwa jumlah agen asuransi jiwa di Indonesia sebanyak 278.457 orang hingga kuartal IV-2008. Jumlah ini diharapkan akan mencapai 500 ribu orang pada periode 2011?2012.

Kompensasi, Fasilitas, dan Apresiasi bagi Agen

Seperti apakah gambaran profesi sebagai agen asuransi di Indonesia? Sebelum Anda mengemban tugas dari perusahaan asuransi jiwa untuk memasarkan beragam produk asuransi dan layanan di dalamnya, Anda harus mengikatkan diri melalui suatu perjanjian keagenan dengan salah satu perusahaan asuransi jiwa nasional.

Dalam hal kompensasi penghasilan, perusahaan menyediakan salah satu di antara tiga jenis kompensasi, yakni (1) komisi dan tunjangan, ( 2) komisi, (3) komisi dan bonus. Skema komisi banyak diberlakukan bagi kalangan agen yang berpengalaman, khususnya bagi agen-agen yang menjual produkproduk individu. Apa itu komisi? Komisi adalah penghasilan seorang agen yang akan dibayarkan oleh perusahaan, dan besarannya berdasarkan sejumlah persentase tertentu dari jumlah premi yang dibayarkan oleh nasabah. Besaran persentase komisi amat bergantung pada jenis produk yang dijual oleh sang agen.

Selain itu, jenis transaksi juga memengaruhi persentase komisi misalnya pembayaran polis baru atau pembayaran premi untuk polis lanjutan.Bagaimana halnya dengan bonus? Umumnya, perusahaan akan memberikan bonus kepada seorang agen bila yang bersangkutan berhasil mencapai target penjualan yang ditentukan oleh perusahaan. Melalui skema kompensasi yang bersifat variabel seperti ini, jumlah uang yang bisa diterima oleh seorang agen dari prestasi penjualannya setiap bulan menjadi tidak terbatas. Semakin besar premi penjualan seorang agen, penghasilan yang bersangkutan akan bertumbuh dengan cepat.

Bonus yang diperolehnya juga bisa bertambah besar bila sang agen berhasil membukukan premi yang lebih besar pula. Mengingat produk asuransi jiwa adalah produk yang sarat dengan penjelasan teknis, fasilitas pelatihan dan pendidikan merupakan suatu kebutuhan standar bagi seorang agen. Pelatihan dan pendidikan sangat bermanfaat bagi perkembangan karier dan profesionalisme seorang agen.Saat ini berbagai perusahaan asuransi seakan berlomba-lomba untuk menyediakan fasilitas pelatihan dan pendidikan bagi para agen. Ini atmosfer kondusif bagi para agen dalam meningkatkan kualitas profesi yang mereka geluti di masa yang akan datang.

Selain potensi penghasilan tak terbatas serta pemerolehan fasilitas pendidikan dan pelatihan, profesi agen asuransi juga sarat dengan berbagai penghargaan dari perusahaan asuransi. Berbagai bentuk insentif penjualan pun diberikan perusahaan untuk memacu prestasi para agen.Perjalanan keluar negeri bersama keluarga, hadiah berupa peralatan kerja misalnya laptop atau ponsel terbaru merupakan contoh penghargaan yang diberikan oleh perusahaan bagi agen asuransi yang berprestasi.

Secara organisatoris, AAJI bertekad memacu profesionalisme dan perkembangan agen asuransi nasional.Sejak 22 tahun lalu, AAJI secara konsisten menyelenggarakan Top Agent Award (TAA), yang merupakan bentuk penghargaan kepada para agen asuransi jiwa terbaik nasional.Selain itu, AAJI akan memberikan sebuah mobil baru bagi agen yang berprestasi pada perhelatan TAA tahun depan. Deskripsi tersebut menunjukkan bahwa agen asuransi adalah profesi yang menjanjikan bagi seluruh angkatan kerja nasional. Profesi agen terbuka bagi Anda yang baru saja menyelesaikan bangku perkuliahan.

Profesi agen pun terbuka bagi Anda yang sedang mencari pekerjaan baru, yang mungkin disebabkan karena Anda terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Segera hubungi perusahaan asuransi idaman Anda! Masuki gerbang awal keberhasilan hidup Anda melalui profesi agen asuransi jiwa!

sumber:http://pensiun-sukses.blogspot.com
Tergantung kriteria "sukses" Anda itu..... maksudnya sukses dr segi jadi kaya, komisi besar dan banyaknya nasabah dan mendapat piala penghargaan serta jalan2 keluar negeri atau... sukses membantu mebuka pikiran & memberikan saran produk asuransi yg paling cocok utk calon nasabah yg paling memerlukan asuransi atau ... sukses mendalami produk2 asuransi secara luas&updated dll? Atau semuanya sekaligus, krn kadang2 bisa bertolak belakang lho cara utk mencapai msg2 hal tadi.

Biasanya sih yang paling umum dan paling gampang dinilai, sukses marketing/agen dinilai secara financial alias komisi besar. Tapi itu blm cukup bila ingin menjadi financial consultant yg independent utk nasabah, krn agen asuransi terikat pada satu perusahaan saja shg sulit menjadi benar2 netral dan profesional yah krn cuma scr legal bolehnya jual produk perusahaan asuransi itu saja.

Jadi misalnya gini.... bila Anda menilai sukses mau bantu orang dan memberikan saran produk asuransi yg terbaik dan paling cocok di pasaran, dr segi target market... mestinya yg paling butuh asuransi dan paling perlu ditawari adalah orang2 yang penghasilan & tabungannya "pas2an" sehingga bila terjadi suatu resiko misalnya sakit atau kematian dll maka kemungkinan besar uang tabungan dan aset merekapun bisa terkuras habis atau tidak cukup utk membiayai penyakit/menanggung biaya hidup anak2 yg ditinggalkan serta blm insurance minded. Nah, padahal jenis orang2 ini adalah yang paling sulit ... sangat sulit bahkan utk diajak beli asuransi, ya krn penghasilan yg pas2an itu dan blm mengerti pentingnya asuransi, kadang2 malah sok pintar dan merendahkan profesi agen asuransi (nah...lu). Jadi kalau mau lebih ke arah bantu orang ya Anda harus rela ketemu orang2 ini dan siap2 sering ditolak, mgkn direndahkan, dan biasanya kalaupun closing juga dengan nilai yang kecil2. Selain itu, mencarikan produk bagi yg penghasilannya pas2an ini tdk gampang, krn harus benar2 dihitung scr maksimal, krn mereka tdk cocok dikasih produk unitlink yg mahal tp komisinya gede misalnya. Sudah gitu, di kantor "kesuksesan" Anda membuka pikiran orang2 ini tdk akan dihargai banyak, krn yg ditulis di papan adalah omzet scr angka. Jadi ya semoga aja komisinya akan dibayarkan oleh Tuhan di Surga nanti :)

Tapi bila Anda lebih ke arah business oriented maka sasaran utama adalah mereka yang berduit, bahkan yg kelebihan duit sekalian plus sudah insurance minded juga. Sebenarnya orang2 ini tidak terlalu butuh asuransi dibanding jenis orang yg pas2an karena sebenarnya kalaupun mengalami sakit atau bahkan kematian, aset2nya dan tabungannya tidak akan sampai terkuras habis karena hal tsb. Tapi justru kalangan ini bisa jadi adalah yg paling gampang ditawari asuransi dlm jumlah besar sekaligus, krn mereka banyak memiliki uang lebih, polis bisa jadi lebih dari satu, dan otak hitung2an nya jalan shg mereka justru mikir uangnya mending beli asuransi aja krn premi toh mrauh dibanding manfaat yg nanti bisa diterima, shg nanti jatah warisan dan tabungan tdk berkurang bila ada risiko tsb - tapi kalaupun gak ada resikopun, premi segitu paling cuma mengurangi sedikit dari bunga tabungan saja :) Ya mungkin krn itulah kaum ini menjadi kaya... krn mereka berhitung dan berpikir jangka panjang dan tetap mau berhemat jangka panjang dng beli asuransi lagi. Jadi org2 ini pasti jauh lebih gampang diajak beli asuransi, bahkan walau sudah punya lebih dari 1 polis sekalipun sebelumnya, tidak sesulit menawarkan kepada kaum penghasilan pas2an dan gak insurance minded.

Cara presentasi juga pengaruh, krn cara/sistem presentasi yg sukses dan diajarkan para leader memang bikin closing lebih cepat, tapi tidak 100% apa adanya di awal, bahkan hingga nasabah tanda tangan dan bayar premi hingga bertahun2 mgkn bisa jadi tetap tdk dijelaskan semua isi polis. Tentu menjelaskan isi polis yg tebal banget itu akan butuh waktu lamaaa dan bisa jadi justru ada hal2 yg dalam "system" dan oleh "leader" tidak diajarkan atau diberitahukan di awal bahkan kpd agen2nya, karena... hal itu akan membuat tingkat "kesuksesan closing" lebih rendah. Ini demi "kepentingan sukses financial" Anda tentunya.
Makanya ... sukses seperti apa yang Anda pilih, kalau sukses diukur lebih secara bisnis/financial dan dapat berbagai penghargaan bisa jadi cara prospek dan pilihan target market akan agak berbeda dengan mereka yang lebih memilih utk membantu orang lain. Tapi bila Anda mau sukses dlm arti jadi lbh profesional dan independent, bisa jadi Anda akan sulit mengikuti system & leader yg ada dlm perusahaan, harus mau luangkan waktu jauh lebih lama membaca semua isi polis&tdk cuma tergantung training dr leader/perusahaan, harus mau luangkan waktu juga pelajari produk2 perusahaan lain shg tdk asal omong waktu memojokkan/menyerang kelemahan produk asuransi lain agar cepat closing, dan karena hal2 itu ... bisa jadi Anda kurang sukses secara financial dan tdk disukai leader/rekan lain tentunya.

Tapi intinya semua mesti dilakukan dng kerja keras, dan walau berorientasi financial pun, asalkan tidak tipu2, etis maka tetap juga baik krn msh mending ajak orang punya asuransi walau kemahalan/krg tepat sekalipun drpd mrk gak punya asuransi sama sekali.