Beragam bidang menjadi lahan para
pengusaha muda untuk meretas jalan di dunia bisnis. Mulai dari bisnis
kafe, restoran, butik, rumah produksi (production house), perkapalan, bahkan
hingga penerbangan. Memang tidak mudah menjalankan bisnis di usia muda, mempertahankan,
dan bahkan meraup untung. Ide, agresivitas, inovasi, dan keuletan
tampaknya menjadi kunci sukses mereka. Berikut profil 50 pengusaha muda di
bawah 35 tahun yang mampu bertahan, dan bahkan menuai untung dalam berbisnis.
Hendy
Setiono Pengusaha Muda Pemilik Kebab Turki Baba Rafi
|
Mungkin nama Hendy Setiono belum
familiar di telinga Anda. Namun tahukah Anda kalau perusahaan yang ia
pimpin beromzet lebih dari Rp 1.000.000.000 per bulan. Ya, anak muda
asal Surabaya ini adalah Presiden Direktur Kebab Turki Baba Rafi
Surabaya. Kebab Baba Rafi berdiri sejak September 2003 hingga kini
telah memiliki 100 outlet di 16 kota yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dengan bisnis kebabnya ini, Hendy Setiono dinobatkan oleh majalah Tempo
edisi akhir 2006 sebagai salah seorang di antara sepuluh tokoh pilihan yang
dinilai mengubah Indonesia. Sebuah prestasi yang cukup membanggakan
mengingat usianya baru menginjak 25 tahun. Ide mendirikan bisnis kebab
berawal ketika pria kelahiran Surabaya, 30 Maret 1983 ini mengunjungi ayahnya
yang bertugas di perusahaan minyak di Qatar. Ia mengamati kedai kebab banyak
dikunjungi warga setempat. Karena penasaran, Hendy yang mengaku hobi
makan itu lantas mencoba makanan tersebut. Ternyata rasanya sangat enak
dan terbersit pikiran untuk membuka usaha kebab di Indonesia. Alasannya,
selain belum banyak usaha semacam itu, di Indonesia terdapat warga keturunan
Timur Tengah yang menyebar di berbagai kota.
Sekembalinya di Surabaya, Hendy
langsung menyusun strategi bisnis. Langkah pertama yang dilakukan adalah
mencari partner, yaitu Hasan Baraja, Kawan bisnisnya yang kebetulan juga
senang kuliner. Dengan tidak bermaksud asal-asalan, mereka sengaja
melakukan trial and error untuk menjajaki peluang bisnis serta pangsa
pasarnya. Pada September 2003, gerobak jualan kebab pertamanya mulai
beroperasi. Tepatnya di salah satu pojok Jalan Nginden Semolo, berdekatan
dengan area kampus dan tempat tinggalnya.
Mengapa gerobak? Hendy beralasan
bahwa memproduksi gerobak lebih mudah daripada harus membuat kedai
permanen. Modalnya sedikit, fleksibel dan bisa berpindah-pindah lokasi.
Tentang nama Baba Rafi sendiri ternyata terinspirasi dari nama anak
pertamanya, Rafi Darmawan. Baba Rafi yang berarti bapaknya Rafi. Lebih bagus
daripada nama Kebab Pak Hendy yang terdengar kurang komersial.
Keinginan Hendy berwirasusaha ini
awalnya tidak mendapatkan restu dari kedua orangtuanya. Mereka
menginginkan Hendy menjadi orang kantoran seperti ayahnya. Terlebih
lagi ternyata Hendy harus memutuskan berhenti dari bangku kuliah di tahun
kedua Fakultas Teknik Informatika Institut Teknologi Surabaya. Restupun
semakin sulit didapat. Namun, dengan semangat baja, Hendy ingin
membuktikan bahwa bisnis kebabnya ini akan berhasil dan bukan sekedar proyek
iseng.
Semua berbuah hasil ketika hanya
dalam 3-4 tahun, sulung dari dua bersaudara pasangan Ir. H. Bambang Sudiono
dan Endah Setijowati ini berhasil mengembangkan sayap di mana-mana.
Bahkan, hingga pengujung 2006, telah tercatat 100 outlet Kebab Turki
Baba Rafi yang tersebar di 16 kota di Indonesia. Tahun 2008, telah berkembang
menjadi 300 outlet dari Aceh sampai Ambon.
Sukses bisnis kebab yang dikonsep
dengan sistem waralaba dan manajemen yang solid, membuat Hendy mendapatkan
berbagai award, baik dari dalam maupun luar negeri. Di antaranya, ISMBEA
(Indonesian Small Medium Business Entrepreneur Award) 2006 oleh menteri
Koperasi dan UKM, ASIA’s Best Entrepreneur Under 25 oleh majalah Business
Week International 2006, penghargaan Citra Pengusaha Berprestasi Indonesia
Abad Ke-21 oleh Profesi Indonesia, Terbaik I Wirausaha Muda Mandiri 2007 dari
Bank Mandiri, Best Franchise 2007 Category of Food & Beverages dari
Pengusaha Magazine, Best Achievement at Young Entrepreneurs Award 2007 dari
Bisnis Indonesia dan berbagai perhargaan lainnya. Kini mimpinya adalah
mengembangkan usahanya ke mancanegara seperti Malaysia dan Thailand.
Tidak hanya itu, sudah ada tawaran untuk membuka outlet di Trinidad
& Tobago serta Kamboja.
|
Salah satu pengusaha muda yang
sukses di Gresik adalah Syafir Yakup dengan panggilan Caping.
Penampilannya yang ramah dan kalem, Caping bersedia dijadikan nara sumber
pemberitaan tentang kesuksesan pengusaha Bawean di Gresik.
Menurut Caping, dirinya pertama
merintis usaha sejak tahun 1997 di Gresik sebagai agen penjualan tiket Kapal
Jet Foil. Sejak itulah perkembangannya cukup bagus dan prospek besar untuk
bergerak di bidang biro jasa perjalanan.
Sekarang Caping sedang menggeluti
dua bisnis, yaitu sebagai biro jasa dari perwakilan PT Artha Guna Wisata di
Gresik dan pencucian mobil Baita Motor di jalan Usman Sadar Gresik.
Menurut Caping, “biro jasa penjualan tiket secara online 24 jam banyak melayani orang-orang Bawean dengan tujuan Malaysia dan Batam. Hampir setiap hari ada saja orang Bawean yang memesan tiket melalui saya,” kata Caping.
Menurut Caping, “biro jasa penjualan tiket secara online 24 jam banyak melayani orang-orang Bawean dengan tujuan Malaysia dan Batam. Hampir setiap hari ada saja orang Bawean yang memesan tiket melalui saya,” kata Caping.
Caping selain sukses sebagai
pengusaha muda, ternyata juga aktif di organisasi sebagai sekretaris Pemuda
Bawean Gresik (PBG), pengurus KWBG, dan manajer Bawean FC.
Semangat pantang menyerah dalam
membangun bisnis membawa Brian Arfi Faridhi (23) tahun menjuarai Wirausaha Muda
Mandiri (WMM) 2009.
Wirausaha merupakan profesi yang
luar biasa. Makanya tidak semua orang bisa menjadi wirausaha
sejati. Sebab, dia harus siap bekerja keras, tidak gampang menyerah,
harus memiliki mental juara dan siap dihina-hina orang. Itu alasan juri
memilih saya sebagai pemenang karena sudah bolak-balik mengalami jatuh bangun
dalam bisnis, ujar Brian, pengusaha muda kreatif di bidang IT, ketika menjawab
pertanyaan pengunjung Expo Wirausaha Mandiri di Jakarta Convention Center
(JCC), pekan lalu.
Brian, mahasiswa Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, tampil dalam expo tersebut karena berhasil
menjadi pemenang pertama bidang usaha kreatif WMM 2009. Brian yang tahun
lalu berhasil menembus omzet Rp 559.000.000 itu adalah salah satu dari 98
peserta expo. Seluruh peserta merupakan alumni WMM. Hingga kini, WMM yang
diadakan Bank Mandiri sudah berlangsung empat kali.
Di stan Brian, pemilik PT DheZign
Online Solution, dipajang piala penghargaan WMM 2009. Piala itu
diserahkan langsung oleh Wapres Boediono, Jumat (22 Januari) lalu. Stan
tersebut juga memajang papan data yang menampilkan foto Brian dan keterangan
mengenai perusahaannya. Brian mengatakan, data yang ditampilkan banyak
yang tidak akurat. Misalnya, disebutkan tahun 2009 dia meraih untung. Padahal
sesungguhnya, Brian rugi Rp 14 juta.
Mendengar itu, seorang ibu yang
berada di stan Brian, langsung berkomentar, “Lho, kok pemenang WMM bisnisnya
rugi? Apa nggak salah, tuh?” Brian spontan menjawab, “Lho, Bu, yang namanya
pengusaha harus berani rugi. Tahun lalu, omzet kami naik dua kali lipat. Tapi
karena melakukan ekspansi, kami jadi rugi,” tambah pria kelahiran Surabaya, 31
Mei 1986.
Sumber pendapatan Brian berasal dari
bisnis IT dan toko online yang menjual perlengkapan busana muslim. Ke
depan, Brian merencanakan ekspansi dengan memperkuat divisi bisnis pengembangan
web. Itu sebabnya tahun lalu dia banyak merekrut Sumber Daya Manusia di
bidang Web Programming. Nanti saya akan fokus ke pasar Jakarta karena
prospeknya lebih cerah dibanding Surabaya. Saya sendiri sudah sekitar
tiga bulan di Jakarta, tapi anak istri masih di Surabaya.
Menurut Brian, dia mulai
mengembangkan bisnis IT pada tahun 2006. Saat ini dia fokus
melayani orang yang mau menggunakan media online untuk kegiatan
marketing. Untuk membangun toko online, minimal kami mengenakan biaya
senilai Rp 20 juta. Kami siapkan pula program garansi 100 persen uang
kembali, bila konsumen tidak puas, tambah Brian yang juga siap membantu
pengusaha pemula memiliki toko online secara free.
Jualan di kampus
Sejak umur 18 tahun Brian sudah
berani berjualan parfum di lapak kampus Institut Teknologi Sepuluh November
(ITS) Surabaya. Dia tidak peduli teman-temannya di kampus meledek
kegiatannya itu. Brian juga pernah berjualan jus di pinggir jalan. Kalau
dagangan tidak untung, saya langsung ganti dengan dagangan lainnya. Sedih sih
kalau gagal karena saya orang yang tidak suka kalah.
Dilihat dari kepribadiannya, Brian
sosok yang tidak suka dengan pekerjaan yang rutin. Makanya, meski sudah
bolak-balik bisnisnya bangkrut, Brian tidak pernah terpikir selesai kuliah akan
bekerja di kantor. Mungkin karena itu pula dia aktif menggali ide-ide
usaha baru.
Tak hanya itu, Brian juga orang yang
berani mewujudkan setiap gagasannya. Termasuk keberanian memilih menikah pada
usia muda, yakni 18 tahun. Kalau mau usaha tidak perlu mikir modal. Yang
penting tekad yang kuat. Gila dan nekat,
Prinsip itu pula yang digunakannya
saat mengembangkan bisnis online busana muslim maupun bisnis pengembangan web.
Untuk membangun bisnis web development, Brian hanya mengandalkan istrinya
sebagai programer dan modal satu komputer, satu printer, dan koneksi
internet. Setelah itu, ya sudah, dipasarkan. Simpel. Modal lain,
harus siap dimaki-maki konsumen, kerja keras dan harus memiliki mental juara,
Target akhir tahun 2010, setelah
urusan bisnisnya selesai, dia akan membawa istri dan anaknya tinggal di
Jakarta. Saat ini dunia online di Indonesia sedang tumbuh. Tapi, pasar
yang menjanjikan ada di Jakarta. Saya sudah menyiapkan tenaga-tenaga
ahlinya untuk merebut pasar tersebut.
Zulham, Dulu Penjual Bakso Sekarang
Pengusaha Sukses
Dengan semangat kerja keras dan
dibarengi jiwa entertainer yang dimiliki semenjak remaja, seorang penjual bakso
berhasil merubah nasib yang kelam menjadi gemerlap menjadi pengusaha muda yang
sukses.
Perjalanan hidup Anas Zulham (27),
bisa sebagai inspirasi dan referensi bagi orang yang ingin meniti menjadi
pengusaha sukses. Betapa tidak, berawal dari seorang penjual bakso di
depan pasar Lambaro, Aceh Besar, 11 tahun silam, kini telah menjadi seorang
pengusaha sukses di Aceh.
Kesuksesan yang diraihnya sekarang,
bukanlah semudah membalikkan telapak tangan, akan tetapi penuh dengan
perjuangan yang berat. Berkat kegigihan dan kesabaran, Zulham meniti
perjuangan sebagai seorang penjual bakso gerobak, hingga kini telah mampu
merubah garis nasib, menjadi pengusaha sukses.
Wartawan Rakyat Aceh, Sulaiman yang
menyambanginya, di salah satu bangunan miliknya yang menyatu dengan pasar di
kawasan Beurawae Banda Aceh, tidak ada yang menyangka bila melihat dari
penampilan dan gaya bicaranya yang memperlihatkan Anas sebagai mantan penjual
bakso.
Keberhasilan yang kini di dapat
Alumnus Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, bidang studi ilmu
Manajemen tersebut rupanya tidak berjalan dengan mulus.
Zulham mengakui, menjadi pengusaha
sukses sekarang ini sebelumnya telah malang-melintang membuka usaha
kecil-kecilan mulai dari penjual bakso berlanjut membuka empat usaha yang
pernah digelutinya seperti usaha café di jalan Mangkubumi Medan pada 1999,
usaha internet service provider (ISP) di Banda Aceh tahun 2002.
Usaha Warnet Di Lingke Banda Aceh
2003 dan Impor Semen Cap Orang kuat Dari Malaysia 2005, namun semuanya gagal di
tengah jalan.
Ia tak patah arang dan berputus asa, jiwa entertainer yang telah tertanam dan berakar rupanya tidak menyurutkan niatnya untuk menggapai kesuksesan. Saya kemudian memperluas pergaulan dengan berorganisasai serta rajin mengikuti berbagai seminar tentang bagaimana menjadi seorang entertainer sejati, kegagalan bertubi-tubi kemudian dapat dijadikan sebagai guru paling berharga untuk mendongkrak semangat dan sebagai pembelajaran, kata pria kelahiran 30 Juni 1971.
Ia tak patah arang dan berputus asa, jiwa entertainer yang telah tertanam dan berakar rupanya tidak menyurutkan niatnya untuk menggapai kesuksesan. Saya kemudian memperluas pergaulan dengan berorganisasai serta rajin mengikuti berbagai seminar tentang bagaimana menjadi seorang entertainer sejati, kegagalan bertubi-tubi kemudian dapat dijadikan sebagai guru paling berharga untuk mendongkrak semangat dan sebagai pembelajaran, kata pria kelahiran 30 Juni 1971.
Untuk memperkuat kapasitasnya
sebagai enternainer pada tahun 2007 ia juga mengikuti Pendidikan Non Formal
pada Study Visit To Singapore International Trade Institute Of Singapore(ITIS).
Setelah mendapatnya banyak ilmu, ia
kembali terjun ke dunia usaha dan membuka toko meubel dan furniture di Banda
Aceh sampa kini masih tetap eksis.
Ia juga pernah menjadi Divisi
Marketing Hafara Furniture Jepara ( Teak Garden Export) 1996-1997. Dengan
modal semangat keseksesan mulai dirasakannya bertubi-tubi.
Ia kemudian pernah menjabat sebagai
Divisi Finance Pt Sawita Abadi Medan (Kelapa Sawit Dan Logging) pada 1998 dan
tahun 2003 sampai 2004 menjabat sebagai Komisaris PT Dinar Muda Nusantara Banda
Aceh yang merupakan agen perjalanan umroh dari PT Maktour Jakarta.
Pada tahun 1999 ia juga pernah
menjadi Wakil Direktur CV Dewi Permai Banda Aceh (Vendor PT Semen Andalas
Indonesia). Pada tahun 2000 menjabat sebagai Direktur CV Dwi Tunggal Permai
Banda Aceh yang bergerak pada bidang Kontraktor dan Supplier.
Sampai saat ini ia juga masih
memangku berbagai jabatan penting seperti Direktur Utama PT Gading Pattaya
Banda Aceh (Tour &Travel), Direktur CV Gading Mas Sakti (agent asuransi
surety bond Puri Asih Jakarta), dan Direktur CV Nuansa entertainment Banda Aceh
(event organizer).
Belum sampai di situ saat ini ia
juga menjabat sebagai Ketua umum Asosiasi Kontraktor Seluruh Indonesia
(Askindo) Nanggroe Aceh Darussalam. Ia menyatakan jiwa sebagai enternainer
terus ia tularkan kepada para anggota Askindo di 23 kabupaten/kota di Aceh.
Sehingga nama Anas Zulham saat ini
begitu familiar di kalangan pelaku dunia usaha di Aceh, ia menyatakan punya
kiat tersendiri dalam mengahadap konsumen dan rekanan yaitu selalu mengerjakan
sesuatu dengan penuh tanggung jawab.
Jika pelayanan yang kita berikan
dari hati rekanan maupun konsumen akan puas terhadap kinerja kita, mereka akan
terus merekomendasikan kehadiran kita kepada masyarakat, mencari keuntungan itu
memang tujuan pengusaha dan kontraktor namun kualitas pekerjaan yang harus
diutamakan.
Ia menegaskan para pengusah harus
memprioritaskan pembangunan daerahnya dan menjadi yang utama ditahan sendiri
dengan terus memperkuat kapasitas diri dan menjadikan sebagai pengusaha yang
handal tahan banting dan tentunya yang lebih penting berkompeten dan tanggung
jawab.
Hal itu menurut Anas yang terus
dikatakan kepada anggota Askindo maupun saat menjadi pembicara di berbagai
seminar baik yang didakan oleh mahasiswa LSM maupun NGO lokal dan asing, maka
tak jarang, dalam mengisi pembangunan Aceh hari benar-benar pengusaha dan
kontraktor berhati bersih.
Dalam menghadapi investasi dari luar
negeri seperti yang sedang digenjot pemerintahan Aceh, Anas menyatakan
Pemerintah harus melibatkan pengusaha lokal sebagai mitra agar dapat menjalin
kerjasama dengan iklim investasi dari luar.
Dalam memajukan sector pembangunan
dan ekonimi Investasi sangat penting bagi Aceh, para investor harus dijadikan
mitra dan saling bekerjasama tentunya bisa melakukan tranfer data dan
informasi,” kata ayah dua anak tersebut.
Aceh Pasca tsunami jelas Anas ibarat
gunung emas yang perlo polesan dan banyak kontraktor mapun para investor
berebut ingin masuk ke Aceh, oleh karena itu para pengusaha lokal dan kontraktor
harus gerak cepat mencari peluang.
Dalam mengisi dan menghadapi
pembangunan 2009 Anas kembali menekankan para kontraktor dan kalangan usaha
harus mengedepankan profesionalitas dan harus paham betul apa spek tugas yang
diambil, serta jangan hanya mencari keuntungan dan mengabaikan tugas dan
tanggung jawab.
Menjadi pengusaha muda sukses jadi
impian semua orang. Tapi hanya sedikit yang bisa melakukannya. Di tengah
kesibukannya berkutat dengan diktat kuliah, Elang Gumilang, 23 tahun sudah
memiliki beberapa jenis bidang usaha dengan penghasilan bernominal sembilan
digit.
Seperti halnya figur seorang
wiraswastawan, jalan yang ditempuh mahasiswa semester akhir Fakultas Ekonomi
Institut Pertanian Bogor ini mulanya tidaklah mudah. Sejak SMA, penyabet
Juara Pidato Bahasa Sunda di Bogor ini sudah berjualan donat dan roti di
sekolah.
Perasaan malu dan lelah ditepisnya
untuk mendapat recehan uang. Perlahan tapi pasti, uang itu digunakannya sebagai
biaya masuk perguruan tinggi. Di kampus,Elang cukup aktif mengikuti
berbagai lomba dan kegiatan. Prestasinya cukup banyak. Hasilnya, Juara
Java Economics FEM IPB pada tahun 2003 berhasil mengumpulkan uang Rp10
juta yang kemudian dijadikan modal usaha berjualan sepatu dan supplier lampu.
Karena makin pintar berdagang, ia
pun merambah ke usaha penyuplaian minyak kelapa sawit. Setiap hari, ia
harus mengangkat galon berisi minyak goreng ke tetangga sekitarnya. Sadar
apa yang dilakukannya adalah kerja otot bukan otak, Elang sempat putus asa dan
ingin berhenti berusaha.
Sempat juga prestasi akademisnya
turun. Namun,perjuangan Elang tak sampai di situ. Naluri bisnis
peraih Juara 3 Kompetisi Ekonomi Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Indonesia
se- Jabodetabek 2003 ini lantas mendirikan kursus bahasa asing English Avenue.
Lembaga kursus tersebut didirikan
atas dasar patungan dengan 11 temannya. Diakui Elang, sangat susah
mengelola lembaga pendidikan mengingat keterampilan untuk membuat kurikulum
juga minim. Namun, usaha yang dirintisnya ini lambat laun terus berkembang
dengan bantuan teman-temannya.
Hingga kini, Elang hanya bertindak
sebagai pemegang saham di lembaga kursus bahasa asing tersebut. Pada
tahun kedua kuliah, Juara 3 Marketing Games 2 FE Universitas Trisakti 2005 ini
merambah ke bisnis properti. Alih profesi ini bukan berarti saya kurang
bersyukur atas hasil yang telah ada. Namun, jika diberi kesempatan dan
ada peluang bergerak di situ, kenapa tidak?
Alhasil, Elang mampu mengakuisisi
lahan di dekat Kampus Dermaga IPB Bogor senilai Rp1,6 miliar. Pantas
saja, keuntungan yang diperolehnya pun berlimpah. Belum lagi, Elang
berhasil memenangi tender pekerjaan rehabilitasi Gedung Kantor Seksi Dinas
Pendidikan Dasar Kecamatan Grogol Petamburan DKI Jakarta pada tahun 2006.
Ini hanya usaha bersama lima teman
saya. Nasib Ari Chandra Kurniawan, 24 tahun, lebih dramatis. Ia
mengubah hidupnya dari seorang penggemar kehidupan malam menjadi motivator
bertaraf nasional. Penghasilan yang didapatnya pun minimal delapan digit.
Ia pernah menjadi kuli panggul beras
untuk membantu usaha orangtuanya. Sejak berusia 9 tahun, Archan mencoba
berbagai profesi. Mulai penjual koran, penjual ikan, hingga membuat
kacamata dari plastik bekas. Menginjak bangku kuliah, Archan terjun di dunia
penjualan produk multi level marketing, CNI. Tak jarang, Archan sempat
mengalami penolakan dan cercaan saat menawari produknya.
Di sinilah mental wirausahanya diuji
saat menawarkan produk dari pintu ke pintu. Bersama teman-temannya, Archan
mendirikan sebuah event organizer (EO) dan telah berhasil menyelenggarakan
berbagai jenis kegiatan berskala nasional.Persinggungan dengan beragam teman
membuat lulusan Sekolah Tinggi Manajemen Transpor Udara Universitas Trisakti
ini masuk ke komunitas Jakarta breakdance.
Archan dengan komunitasnya sering
diundang ke kafe maupun diskotik ternama di Jakarta. Sempat pula menjuarai
kompetisi breakdance dan membintangi iklan sepatu. Ia akhirnya menimba
ilmu pada Reza M. Syarif M.A. MBA, seorang motivator dan grandmaster motivasi
Indonesia, yang pernah masuk Museum Rekor Indonesia (MURI) saat
menyelenggarakan seminar motivasi selama 24 jam nonstop.
Setahun menimba ilmu dari Reza M.
Syarif, karier Archan langsung melesat. Ia mendirikan Spinners Club,
kumpulan anak muda berbakat, warung tenda 4Rest. Saat ini dia menjadi
Presiden Direktur PT Maha Andalan Gemilang di bawah bendera Maha Corporation
yang bergerak di bidang general trading dan supplier.
Dengan gaya bicara lantang, Archan
dijuluki ”sang provokator” dan saat ini menjadi trainer motivasi dengan
mengantongi lebih dari 300 jam terbang. Cita-citanya adalah ”memprovokasi” para
pemuda untuk berani menjadi entrepreneur dan berlomba dalam berprestasi.
Saya juga berniat akan membuat rekor dunia dengan memotivasi 170.845 pemuda
saat peringatan Sumpah Pemuda 2010. Pemuda jangan hanya membuat kisah,
tapi harus membuat sejarah.
Agung
Nugroho Pengusaha Muda Sukses di Bidang Laundry Kiloan
Jakarta, (GNI)- Peringati Hari
Kebangkitan Nasional Fatigon Semangati Masyarakat untuk Produktif Untuk menuju
masyarakat Indonesia yang produktif, sembari memanfaatkan momen Hari
Kebangkitan Nasional, salah satu produk multivitamin, Fatigon, yang berada di
bawah bendera PT Kalbe Farma, mengusung suatu program yang dinamakan “Aksi
Semangat Indonesia Menuju Masyarakat Produktif”. Program ini merupakan
sebuah gerakan moral peduli produktivitas bangsa, dengan mengusung aktivitas
positif yang sarat inspirasi,edukasi, kesehatan, serta hiburan.
Program ini diawali dengan kickoff
pada hari ini, Rabu (19/5), yang bertempat di Marios Place, Jakarta, dengan menghadirkan
beberapa orang endorser (bintang pendukung). Di antaranya yaitu pendiri
radio AS, Ahmad Solihun, serta pengusaha laundry kiloan Agung Nugroho Susanto.
Acara tersebut sekaligus juga dihadiri oleh Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen
Pembinaan dan Produktivitas Kemenakertrans, Abdul Wahab Bangkona.
Selanjutnya dalam program ini, akan
diadakan kegiatan “Fatigon Aksi Semangat Indonesia” setiap Senin pagi di
perkantoran, dengan tujuan mengajak dan membiasakan karyawan di perkantoran tak
datang terlambat. Lantas pada tanggal 6 Juni 2010 mendatang, Fatigon juga akan
mengadakan serangkaian kegiatan massal di Parkir Timur Senayan, Jakarta,
menyusul kemudian di Lapangan Makodam Surabaya dan Lapangan Tagalega, Bandung,
serta di tempat-tempat lainnya. Dalam kesempatan itu akan dilakukan
kegiatan-kegiatan menarik bermuatan edukasi, seperti jalan bersama, aerobik,
penciptaan rekor Muri membunyikan alarm weker dengan peserta terbanyak (dengan
target 15 ribu), plus hiburan oleh band-band papan atas.
Menurut Direktur Sales dan Marketing
PT Kalbe Farma, Widjanarko Lokadjaja, kegiatan ini disponsori oleh produk
mereka Fatigon, yang merupakan multivitamin paling banyak dikonsumsi masyarakat
Indonesia. “Besar harapan kami, melalui kampanye ini Fatigon bisa membantu
mengingatkan dan mengajak masyarakat Indonesia untuk kembali memiliki semangat
kerja, semangat menjadi yang terbaik, sekaligus tentunya Fatigon selalu menjadi
pilihan masyarakat dalam menjaga kesehatan dan membantu beraktivitas
sehari-hari,”ungkapnya.
Dipaparkan pula, tahun 2010 ini
merupakan tahun pertama berlangsungnya program “Aksi Semangat Indonesia Menuju
Masyarakat Produktif” dengan memanfaatkan momentum Hari Kebangkitan
Nasional. Kami percaya Hari Kebangkitan Nasional ini dapat menjadi
momentum (demi) mencanangkan program yang menjadikan masyarakat lebih
produktif.
Saat wartawan
Globalnews-indonesia.com mewawancarai salah satu endorser pendukung pengusaha
laundry kiloan Agung Nugroho Susanto dari Yogyakarta ia mengatakan bahwa
perjalanan hidup seseorang memang tidak pernah ada yang mengira akan jadi apa
kita besok bahkan masa depan kita begitu juga Agung Nugroho yang dalam
menjalani kehidupannya juga tidak pernah tahu akan jadi apa yang semula hanya
melihat dan akhirnya mempunyai ide kreatif untuk mencoba terjun menjadi
pengusaha laundry dengan merek dagangnya SimplyFresh.
Sebelumnya Agung juga mempunyai
usaha di bidang Distro dan Counter HP tapi menurut Agung kedua bisnis tersebut
ternyata gagal dan dalam bisnis Laundry baru sukses. Hingga saat ini
bisnis Laundry kiloannya sudah mencapai 130 outlet yang tersebar di seluruh
Indonesia, dengan otlet yang terbanyak ada di Jabodetabek dan hingga saat ini
bisnis mencuci ini merupakan salah satu bisnis dengan sistem Franchise yang
paling dicari oleh masyarakat yang ingin membuka usahanya.
Agung Nugroho Susanto. Sarjana
Hukum, Alumni UGM saat ini omsetnya hingga milyaran rupiah per bulan.
Outlet loundry miliknya hingga kini sudah tersebar di seluruh Indonesia, dari
Aceh hingga ke Papua. Usianya kini baru menginjak 25 tahun. Usia
ini masih relatif muda untuk seorang milyarder.
Pada tahun 2007 ia lulus dari dari
Fakultas Hukum UGM, dengan IPK 3,7, kelurganya menyarankan agar dia bekerja di
Bank Indonesia. Ternyata beberapa kali tes saya lulus dan terakhir hanya tes Wawancara,”
kata Agung mengawali ceritanya.
Tes terakhir itu menurutnya hanya
formalitas. Dia yakin diterima delapan puluh persen. Tetapi dia
berani melawan kehendak orang tua. Saya tidak ikut tes di BI tersebut.
Dirinya meminta kepada keluarga agar
memberi waktu kepadanya untuk meneruskan perjuangan bisnis di bidang
lain. Saya yakin itu (Perjuangan) akan berhasil.
Kini Agung dalam usia yang masih
relatif muda ini terus menggeluti bisnisnya di bidang laundry kiloan yang sudah
tersebar di seluruh Indonesia, dengan sistem Franchise.
Akhirnya saya hinggap di usaha
cucian ini. Untuk menyikapi persaingan maka saya harus memiliki kelebihan
dalam usaha ini, yaitu saya menambahkan aroma pewangi, garansi total jika ada
kerusakan, dan yang terakhir adalah deterjen yang ramah lingkungan, bahkan bisa
menyuburkan tanaman. Simply Fresh kini menjadi laundry favorit para
mahasiswa di Yogyakarta karena harga yang ditawarkan ke konsumen sangat murah.
Tubuh atletis, wajah tampan, berjiwa
muda dan berwawasan luas. Itulah gambaran sekilas tentang sosok usahawan
muda Indonesia yang satu ini, pria kelahiran Jakarta 10 November 1974.
Dengan semangat jiwa muda dan wawasan luas yang ia miliki, ditunjang oleh
pengalaman menempuh pendidikan tinggi di luar negeri, dia mampu menjalankan
beberapa perusahaan besar sekaligus di bawah satu kontrol kepemimpinannya.
Bahkan, pebisnis muda lulusan M.B.A dari Stanford Graduate School of
Business, California, Amerika Serikat, juga telah menunjukkan kepiawaiannya
memecahkan berbagai persoalan dan kemelut yang beberapa kali hadir melanda
perusahaan di tengah persaingan bisnis yang sangat ketat.
Anindya Novyan Bakrie, itulah nama
lengkap putra pertama dari Menteri Koordinator Bidang Kesra di Kabinet
Indonesia Bersatu, Aburizal Bakrie. Pengusaha yang lebih akrab disapa Pak Anin
oleh para kolega bisnis dan stafnya ini, adalah Presiden Direktur PT Bakrie
Telecom Tbk, perusahaan yang dikenal luas dengan produk telepon seluler tarif
murah “Esia”. Suami dari Firdiani Saugi dan ayah dari 3 anak – Alisha Anastasia
Bakrie (P), Azra Fadilla Bakrie (P) dan Akila Abunindya Bakrie (L) – ini pernah
“magang” di perusahaan PT Bakrie & Brothers Tbk. sebagai Deputi Kepala
Operasi dan Direktur Pelaksana pada periode 1997-1999. Ia selanjutnya
mendapat amanat penuh dari orang tuanya untuk memimpin beberapa perusahaan
milik keluarga, salah satunya PT Bakrie Telecom Tbk.
Sebagai seorang presiden direktur di
perusahaan besar pertelekomunikasian Indonesia, khususnya yang berbasis
teknologi CDMA, Anindya selalu mendapatan pelajaran baru dari setiap langkah
bisnis yang ia lakukan dalam memajukan pertelekomunikasian di tanah air.
Sebagai anak muda, ia tidak pernah berhenti belajar, menimba ilmu dan
pengalaman dari para senior. Hal ini tercermin dari jawaban pendeknya atas
pertanyaan apa kiat dan rahasia keberhasilannya dalam mengelola usaha selama
ini. Saya belum pas untuk pertanyaan itu, karena saya sendiri masih
belajar, belum punya kiat dan rahasia sukses. Namun demikian, Anindya
senantiasa terbuka kepada setiap orang yang ingin mencoba untuk mencontoh atau
berbagi pengalaman sukses dalam mengelola bisnis di bidang telekomunikasi
seperti yang digelutinya saat ini.
Selain menahkodai PT Bakrie Telecom
Tbk, Anindya juga masuk dalam jajaran puncak memimpin beberapa perusahaan besar
lainnya, yakni pada PT Lativi Media Karya (Lativi, yang berganti nama menjadi
tvOne pada 14 Februari 2008 lalu) sebagai Presiden Komisaris, PT Cakrawala
Andalas Televisi (ANTV) sebagai Presiden Direktur, dan di perusahaan Capital
Managers Asia Pte., Ltd. (berpusat di Singapura) sebagai Chief Operating
Officer. Dengan jabatan pimpinan di berbagai lembaga bisnis tersebut,
dapat dibayangkan betapa sibuknya seorang Anindya bekerja dan berkarya mencapai
tujuan usaha yang sedang ditekuni. Oleh karena itu, kesediaan tokoh
pengusaha muda belia yang juga aktif di organisasi Kadin Indonesia sebagai
Ketua Komite Tetap bidang Komunikasi dan Penyiaran ini menerima tim redaksi
Harian Online KabarIndonesia (HOKI) di ruang kerjanya di Wisma Bakrie, Kuningan
– Jakarta, untuk sebuah wawancara eksklusif beberapa waktu lalu menjadi sebuah
momen langka dan amat istimewa.
Anindya ternyata seorang yang
sederhana, bila tidak dapat dikatakan sangat bersahaja. Seperti layaknya
pemuda pribumi Indonesia kebanyakan, ia terlihat biasa saja, ditunjang oleh
sifat santun yang amat kentara jauh dari kesan bahwa ia seorang konglomerat
kaya-raya; penampilannya saat itu menepis anggapan bahwa anak-anak pejabat
menyenangi kehidupan glamour dan angkuh. Senyum yang senantiasa menghiasi wajahnya
menambah “tenteram” suasana hati setiap tetamu yang hadir, ditambah percakapan
bersahabat disertai tawa lepas ciri khas lelaki muda yang mudah bergaul dengan
semua kalangan.
Anindya adalah seorang Muslim yang
taat. Hal ini tercermin dari seringnya ungkapan syukur yang terlontar dari
mulutnya di sela-sela pembicaraan; menurut rekan-rekannya ia juga rajin
beribadah. Lulusan BSc. dari Northwestern University, Illionis, Amerika
Serikat, yang pada pertemuan beberapa waktu lalu itu mengenakan kemeja biru terang
dan celana jeans, terkesan kuat memiliki aura kepemimpinan yang amat baik.
Dalam penampilan yang bersahaja itu ia tetap terlihat sebagai seorang pemimpin
profesional, yang tercermin juga dari tutur kata serta gaya berbicara yang
terstruktur, analisis, bervisi jauh ke depan, serta memiliki bobot keilmuan
yang tinggi.
Sesungguhnya seorang Anindya
bukanlah apa-apa walau ia terlahir dari keturunan keluarga mapan dan kaya mulai
garis keluarga kakeknya, alm. H. Achmad Bakrie. Usaha yang dirintis dan
dijalankannya saat ini, bila boleh dikatakan berhasil, itu tidak lepas dari
kemampuan individu-nya sebagai seorang usahawan. “Darah bisnis” bawaan dari
orang tuanya mungkin saja menjadi modal besar dalam mengelola suatu usaha. Dan
hal tersebut lebih bermakna ketika Anindya telah mempersiapkan dirinya sendiri
untuk menjadi pebisnis melalui pendidikan hingga ke tingkat Master ditambah
kegigihannya menimba ilmu filosofi bisnis dari alm. kakeknya.
“Dalam hidup ini, terutama ketika
menggeluti sebuah usaha, hal yang perlu ditanamkan adalah bahwa apapun yang
dilaksanakan harus bermanfaat dan berguna bagi banyak orang,” demikian pesan kakeknya seperti dituturkan Anindya. Sebuah
filsafat hidup sarat makna yang amat fundamental sebagai landasan berpijak
dalam setiap kegiatan yang kita inginkan berhasil dengan baik. Hampir semua
orang pernah mendengar dan tahu dengan pesan “moral” itu, namun tidak banyak
yang mampu melakukannya dengan konsisten. Padahal, justru prinsip tersebut merupakan
salah satu penentu berhasil-tidaknya seorang pengusaha.
Kalkulasi kemungkinan yang bisa
terjadi di masa depan adalah salah satu pesan penting Anindya bagi sesama
generasi muda serta penerus bangsa. Menurutnya, saat ini, komposisi penduduk
Indonesia menunjukkan bahwa 65% adalah penduduk usia di bawah 35 tahun. Masa
depan bangsa dan negara Indonesia pada 15 atau 20 tahun mendatang ditentukan
oleh generasi yang 65% itu. Oleh karenanya, keadaan Indonesia pada 15 atau 20
tahun akan datang dapat diprediksi dengan melihat karakter dan keadaan generasi
muda saat ini. Artinya, para pemuda dan generasi remaja perlu mempersiapkan
diri sebaik-baiknya untuk menyongsong masa 20 tahun nanti itu.
“We are living in an interesting
time,” kata Anindya menggambarkan bahwa
generasi muda saat ini sedang hidup di zaman yang amat menarik penuh tantangan.
Yang oleh sebab itu, mereka perlu memiliki karakter inovator dan kreator handal
jika ingin bangsa dan negaranya maju, tidak tertinggal lebih jauh dari
bangsa-bangsa lain. Satu kebanggaan bagi Anindya adalah bahwa dari data survey,
terdapat 85% pebisnis Indonesia di Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah generasi
muda. Ini mengindikasikan bahwa semangat membangun dan berkarya kalangan muda
cukup baik.
Percakapan dengan mantan analis
keuangan Salomon Brothers Inc. (New York) ini makin hangat ketika HOKI
memintanya untuk memberi penjelasan tentang konsep dasar menyediakan layanan
telekomunikasi telepon seluler Esia dengan tarif yang dinilai “amat murah”
kepada masyarakat. Anindya, yang saat ini aktif sebagai Sekretaris Jenderal The
Asia Pasific Media Forum, dengan bersemangat menguraikan panjang lebar tentang
landasan logis untuk berani tampil berbeda dari lembaga penyedia jasa
telekomunikasi lainnya di tanah air.
Secara gampang, ia mengambil contoh
pengalaman dari dunia penerbangan Indonesia yang telah memunculkan “pemenang”
dari kelompok maskapai baru yang notabene “baru seumur jagung” dibandingkan
pemain lama. Sebutlah Air Asia dan Lion Air yang dalam waktu tidak lebih dari 3
tahun tampil sebagai perusahaan penerbangan papan atas di tanah air melalui
konsep tiket murah, dan bahkan terbang gratis selama setahun. Kenyataan ini
merefleksikan bahwa keuntungan tidak hanya dapat dihitung dari seberapa besar
selisih modal dengan penjualan, tetapi melalui perhitungan berapa banyak produk
yang terjual. Kongkritnya, walau keuntungan satuan barang kecil tetapi
terjangkau oleh lebih banyak konsumen, maka keuntungan tetap akan diraih oleh
sebuah perusahaan, apapun jenis usahanya.
Fenomena tarif murah Esia kembali
membuktikan bahwa filosofi “kebermanfaatan bagi orang banyak” serta
“kesederhanaan”, tidak perlu mahal, adalah sebuah prinsip hidup yang bernilai
kebenaran. “Tidak penting banyak untung dalam sekejap, yang paling dibutuhkan
adalah konsistensi dan kontinuitas. Harga murah itu penting bagi sebagian besar
masyarakat kita, dan bila dalam harga murah itu kita masih bisa memetik
keuntungan walau sedikit, mengapa kita ragu untuk melakukan bisnis dengan harga
murah?” demikian komentar Anindya setengah bertanya.
Berdasarkan pengalaman di tahun 2007
lalu, dimana Esia dapat membukukan 3,8 juta pelanggan produk perusahaannya,
Anindya yang menyukai olahraga lari marathon ini, menargetkan pencapaian angka
7 juta pelanggan Esia pada tahun 2008. Angka itu diharapkan dapat bertambah
hingga 10,5 juta di tahun 2009, dan ia optimis di akhir 2010, Esia akan
digunakan oleh tidak kurang 14 juta pelanggan. Pencapaian angka spektakuler itu
tentu bukan sesuatu yang mudah, di tengah persaingan yang amat ketat di antara
para pebisnis telekomunikasi yang semakin bertambah jumlahnya. Namun, semangat
jiwa muda yang dibarengi oleh kemampuan melakukan inovasi menjadi kunci sukses
bagi seorang Anindya Novyan Bakri.
Sukses Besar Pengusaha Muda Donat
Bakar
Niat Oily Purnama Sari jadi
entrepreneur bermula usai mengikuti Ciputra Entrepreneurship di UGM.
Bekal tiga bulan pelatihan mampu menyibak wawasan Sarjana Elektro itu.
Kini ia jadi pengusaha muda donat bakar VERI VLORIDA, Jakarta.
Setelah lulus pada tahun 2007, Oily
sempat mengisi kegiatannya dengan bekerja di sebuah perusahaan roti di
Yogyakarta. Ketika itu ia mengaku belum memiliki bekal pengetahuan di
bidang entrepreneurship. Namun naluri bisnisnya diuji coba ketika Oily
mengikuti pelatihan Ciputra Entrepreneurship di Pasca Sarjana UGM.
Menurut Oily, selama tiga bulan
peserta pelatihan mengikuti bimbingan materi pelajaran dan membuat konsep
bisnis. Pada minggu kedua mereka mengikuti progran Crown I sebagai
kegiatan pertama untuk memulai bisnis. Modal awalnya Rp 500.000,-. Dana
itu lalu dikelolanya dengan berjualan suvenir atribut UGM. Pada program
Crown II setiap kelompok diberikan modal pinjaman Rp 1.000.000,- Dana itu
digunakan Oily dengan mencoba berbisnis donat. Yang ada di benak saya
ucapan Pak Ciputra berbisnis harus melakukan inovasi.
Termasuk berbisnis donat yang
biasanya dibuat dari terigu namun ia mencobanya dengan menggunakan bahan baku
ubi jalar. Nama produknya yakni Donatello yang artinya tello dalam bahasa
Jawa adalah ubi. Produk itu
dijajakan di bazar yang digelar di kampus UGM setiap Minggu pagi. Ternyata peminatnya banyak. Sebab rasanya jauh lebih empuk tak ubahnya seperti menikmati kentang Itu resep baru. Selama ini biasanya donat dibuat hanya dengan menggunakan terigu.
dijajakan di bazar yang digelar di kampus UGM setiap Minggu pagi. Ternyata peminatnya banyak. Sebab rasanya jauh lebih empuk tak ubahnya seperti menikmati kentang Itu resep baru. Selama ini biasanya donat dibuat hanya dengan menggunakan terigu.
.Belum puas dengan hanya satu temuan.
Oily lantas mengolahnya lagi. Kali ini resepnya baru. Ia mencoba donat
bakar. Donat bakar itu disajikan dalam bentuk tusuk sate lalu diberi nama
donat Dboom. Ada beberapa pilihan rasa untuk temuan barunya itu.
Peminatnya beraneka ragam, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Kini Oily sukses membawa merek
dagangannya yang mulai dikenal di kalangan kampus dan pusat perbelanjaan.
Bisnisnya terus dikembangkan dengan membuat jaringan bisnis dengan sistem
bermitra. Misalnya dengan perusahaan katering dan orderan resmi seperti
orang kantoran.
Cara itu lebih jitu sebab
keuntungannya sudah bisa dihitung secara cermat. Memulai jadi pengusaha
bisa dilakukan dengan apa yang ada. Jika belum memiliki home industri,
orang boleh-boleh saja bermitra dengan pihak kedua. Yang penting harus
tetap melakukan branding terhadap produk sendiri.
Sebelum memulai usahanya itu Oily
sebetulnya sempat ragu-ragu dengan sikap keluarga. Sebab orangtuanya
menginginkan setelah lulus Oily bisa bekerja di perusahaan atau pemerintahan.
Sikap itu membuat Oily tertantang untuk menekuni usahanya dengan gigih.
Kini ia malah sibuk mengikuti workshop dan seminar entrepreneurs di
berbagai lembaga dan sekolah.
Saya sudah merasakannya. Saya
berjanji mengabdikan ilmu itu dengan membagi pengalaman serta menyebarkan
entrepreneurs kepada keluarga dan teman. Bahwa entrepreneurs bukan karena
faktor keturunan. Selain keluarga, entreprenurs bisa didapat dari
lingkungan dan mengikuti pelatihan.
Kunci utama untuk sukses adalah
kerja keras. Jangan pernah mengharapkan hasil yang maksimal dengan usaha
minimal, Denni Andri, President PT Taka Turbomachinery Indonesia
Denni Andri adalah owner sekaligus
President dari PT. Taka Turbomachinery Indonesia, sebuah perusahaan yang
bergerak di bidang Mechanical & Industrial Engineering Industry.
Bermula dari sebuah bengkel mesin yang berlokasi di Bandung, perusahaan
ini kemudian berkembang pesat menjadi salah satu perusahaan yang mampu
memperbaiki turbine dan compressor pump skala raksasa di Indonesia. Saat
ini PT Taka telah sangat berpengalaman dalam industrial pump repair, steam
turbine repair dan gas turbine component repair dengan klien-klien seperti
Pertamina, Indonesia Power, Torishima Guna, Kepindo dan Chevron Pasific
Indonesia. Perusahaan yang dibangun dengan modal awal 60 juta ini,
sekarang telah memiliki 150 orang pegawai, luasan fasilitas kantor dan workshop
sekitar hampir 6000 m2 dan total aset senilai 80 Milyar.
Memulai dari Nol
Lulus dari jurusan Geologi Institut
Teknologi Bandung, Denni bekerja secara freelance di bidangnya. Pada
tahun 1997 ketika krisis ekonomi menerpa, Denni kesulitan mendapatkan
pekerjaan. Para kliennya malah harus melepas pegawainya. Kesulitan
ini malah menjadi awal bagi Denni untuk memulai membangun bisnis sendiri.
Berangkat dari ketertarikannya di bidang mesin dan mekanik sejak kecil,
ia membuka bengkel permesinan umum. Dengan tidak memiliki background di bidang
ini, tanpa ragu Ia menjalankan bisnisnya. Saya memilih bidang ini karena
minat dan menjalankannya secara learning by doing. Customer pertama saya
adalah bengkel mobil, ordernya membubut tromol rem, dengan nilai penjualan
pertama 15 ribu rupiah. Berbagai usaha dilakukan Denni untuk
menjalankan bisnisnya. Mulai dari meminjam uang pada orang tua sampai
menjual mobil. Dari tahun ke tahun, mobil saya turun terus. Tahun
1999 Mobil Daihatsu Taft saya jual diganti Toyota Hardtop untuk membayar hutang
orang tua. Kemudian Hardtop dijual, diganti motor, sampai motor pun
akhirnya saya jual dan saya naik angkot. Namun Denni tidak pernah putus asa
dalam menghadapi semua kesulitan dan tantangan ini. Ketika ditanya
tantangan apa yang paling besar baginya ? Denni menjawab, tantangan itu selalu
ada setiap saat dan Ia menganggap itu sebagai suatu proses yang harus dilewati,
mengalir begitu saja. Tantangan ada di setiap anak tangga yang harus
didaki.
Denni tidak pernah merasa gagal.
Saat awal membangun bisnis, Ia berkali-kali ditolak bank. Mungkin
dua pasang sepatu habis solnya karena saya pakai berkeliling dari bank satu ke
bank lain. Sampai akhirnya salah satu bank menerima pengajuan
kreditnya. Saya gagal mendapatkan kredit dari beberapa bank tertentu,
tapi saya tidak gagal mendapatkan kredit dari bank. Kenapa banyak
pengusaha gagal ? Menurut Denni penyebabnya hanya karena kurang ulet,
kurang gigih, kurang tahan cobaan dan kurang tahan banting. Selain itu,
Denni pun merasa bahwa Ia tidak pernah merasa susah. Uang saya seribu
saya happy, uang saya 1 juta saya happy, uang saya 100 juta pun saya happy. Bukan
uang saya seribu kurang, 1 juta kurang, 100 juta juga kurang. It’s about
mindset.
Pemimpin yang Visioner
Berawal dari sebuah bengkel kecil
dengan 2 orang karyawan, dalam kurun waktu 12 tahun Denni telah membangun PT
Taka yang kini hampir mendominasi bisnis overhaul turbin, compressor dan pompa
di Pertamina, PLN dan berbagai industri Kimia. Mereka melakukan reblading
turbine, rekondisi dan overhaul pompa, rebabbit sleeve bearing, dsb.
Selama 12 tahun itu pula, Denni membangun sistem dan budaya dalam
perusahaannya. Saya kumpulkan dan bangun sumber daya manusianya,
permesinannya, infrastrukturnya, sampai menjadi suatu sistem yang
berjalan dengan baik.
Dulu semua peran saya jalankan
sendiri. Secara bertahap peran pimpinan keuangan saya lepas, lalu peran
pimpinan Human Resources, lalu peran Pimpinan Pemasaran. Suatu saat
nanti akan ada yang bisa mengambil peran saya sebagai presiden, dan saya tidak
perlu ada disana lagi. Saat ini, PT Taka telah menguasai 30-40% pangsa
pasar dan menjadi nomor dua di bidangnya. Denni menargetkan pada tahun
2012, PT Taka akan menjadi perusahaan nomor satu dan menjadi yang terbaik di
Indonesia. Namun mimpi Denni tidak berhenti hanya sampai di situ.
Setelah menjadikan Taka sebagai perusahaan nomor satu di Indonesia nanti,
di tahun yang sama (2012) Ia berencana mendirikan perusahaan pembuat turbin
pertama di Indonesia. Selama ini jika ada yang membutuhkan turbin selalu pergi
ke Jerman atau Jepang, nantinya tidak perlu lagi. Itu yang saat ini
sedang saya bangun. Turbine-turbine pabrik kelapa sawit, pabrik gula, penggerak
pompa di unit-unit utilitas industri kimia dan perminyakan, maupun juga
pembangkit listrik skala kecil adalah sasarannya. Denni pun masih
memiliki rencana-rencana lain setelah nantinya berhasil mendirikan pabrik turbin.
Yang saya khawatirkan, jika saya merasa kenyang, maka saya akan malas.
Karena itu saya harus terus bergerak dan bergerak terus.
Kerja Keras dan Tidak Takut
Mengambil Resiko
Denni sepertinya memang sudah
memiliki bakat entrepreneur sejak kecil. Saat masih duduk di bangku
Sekolah Dasar, Ia pernah berjualan layangan. Hal ini pun berlanjut sampai
remaja. Denni pernah mengasong berjualan jeruk dan duren di pasar saat
SMA. Menciptakan sesuatu dan menghasilkan uang merupakan kebanggaan buat saya.
Saya ingin terus melakukannya. Walau memiliki bakat entrepreneur,
menurutnya kunci utama seorang pengusaha untuk sukses adalah kerja
keras. Tidak mungkin sesuatu datang begitu saja tanpa kerja keras.
Jangan pernah mengharapkan hasil
besar dengan usaha yang minimal. Jika ingin sukses, usahanya harus
maksimal. Denny pun berpendapat, bakat yang hebat tidak menjamin orang
akan sukses. Harus didukung dengan knowledge dan kerja keras. Jika
bakat dan knowledge itu dikombinasikan dengan baik, Anda bisa menjadi seorang
maestro. Menurut Denni tidak ada kata terlambat atau pun terlalu cepat
untuk menjadi seorang entrepreneur. Saat paling tepat adalah mulai saat
ini juga. “Just do it !! Lakukan sekarang, jangan hanya menjadi wacana.
Ia juga menyarankan, jika ragu melangkah menjadi entrepreneur karena
takut akan resiko, bergaulah dengan orang-orang yang berani, maka keberanian
itu akan tertular. Carilah teman atau mentor yang tepat., atau bergaullah
dengan orang yang bisa memberi motivasi. Dampaknya akan lebih hebat lagi.
Apa reaksi Anda saat melihat
orang-orang yang berhasil di sekeliling kita? Nampaknya ada dua
kemungkinan yang biasanya terjadi, kita menjadi kecil hati dan memandang diri
begitu kecil, atau sebaliknya kita menjadi terinspirasi untuk berusaha sekuat
tenaga kita untuk bisa berhasil seperti mereka.
Untuk pilihan yang kedua, nampaknya
hanya dikerjakan oleh segelintir orang saja. Salah satunya adalah pria
muda yang ramah dan energik ini, Chiat Peng, 34 tahun. Ia adalah seorang
tipikal pengusaha muda sukses ibukota yang menerapkan prinsip “bila dia bisa
maka saya juga bisa” di dalam satu kegigihan dan kerja keras, bahkan dengan
melihat orang-orang yang berhasil ia justru tertantang untuk melakukan hal yang
sama.
Mengaku tidak memiliki prestasi yang
demikian menonjol, tetapi satu inspirasi yang ia peroleh dari mereka yang ada
di sekelilingnya telah membuat Chiat Peng memperoleh banyak kesempatan baik
dalam hidupnya. Salah satunya adalah saat ia menjadi staf pengajar di
Universitas Tarumanagara. Saya tidak pernah terpikir untuk mengajar. Dari
sisi prestasi saya biasa-biasa saja, dari pengalaman mengajar, saya tidak punya
apa-apa, akunya saat ia memulai karir mengajarnya sejak masih mahasiswa.
Ia juga terinspirasi oleh salah seorang dosen yang ia kagumi karena telah
mengajar di masa mudanya, dan ternyata dosen ini juga yang mengajaknya ikut
menjadi asisten pengajar hingga akhirnya terlibat menjadi salah satu pengajar
di universitas swasta ternama ini.
Di tengah jalan, di kiri kanan
banyak yang membuat saya lebih tertantang lagi. Mereka kan juga makan
nasi, saya juga makan nasi. Kenapa dia bisa begitu, kok saya gak bisa?
Saya terinspirasi. Suatu hari, mungkin tidak setahun atau 2 tahun, saya
bisa jadi seperti itu, saya bisa jadi seperti dia,” jelasnya menggambarkan
bagaimana terinspirasi dan perasaan tertantang membawanya bekerja keras untuk
mencapai seperti mereka yang berhasil di sekelilingnya.
Hal ini jugalah yang membawanya
berangkat ke negeri Paman Sam untuk meraih gelar MBA. Satu hal yang
baginya tidak pernah dia impikan sebelumnya. Untuk itu ia bersedia
berjuang cukup keras, khususnya saat mengikuti test TOEFL yang ternyata harus
dijalani berulang kali. Ia harus mengatasi kejenuhan dalam mengulang
mempelajari bahan yang sama beberapa kali, tetapi ia tetap persisten dan
akhirnya berhasil melewatinya dan berhasil berangkat ke Amerika.
Berjuang di Negeri Orang
Setiba di Amerika justru baru
memulai perjuangan yang baru. Ia harus menghadapi kondisi keuangan yang
cukup sulit saat Indonesia baru mengalami reformasi dan krisis ekonomi.
Ia tidak putus asa dan menyerah. Ia mengajukan permohonan ke Dekan
Universitas untuk dapat mempercepat masa studinya. Untuk itu ia harus
bekerja lebih keras dari mahasiswa-mahasiswa lainnya. Ia bekerja part
time menjadi assistant professor dan juga bekerja di Lab, dan karena ia
mengambil lebih banyak mata kuliah untuk mempercepat penyelesaiannya, maka ia
sudah terbiasa menghabiskan malam-malam dengan menulis paper hingga dini hari di
perpustakaan. Tidur hanya beberapa jam saja adalah makanan sehari-hari.
Tapi semua membuahkan keberhasilan saat ia menyelesaikan studi dengan
cepat.
Tertantang Mencari Pengalaman Bekerja di New York
Tertantang Mencari Pengalaman Bekerja di New York
Setelah lulus ia tertantang untuk
mencari pengalaman dengan bekerja di New York. Seorang sahabatnya orang
Amerika di kampus memberinya inspirasi, “This is the land of opportunity. If
you say you can work here, you can be successful.” Sebuah harapan dan
keyakinan timbul dalam hatinya. Dalam waktu sekitar dua bulan, sesuai
dengan yang ia tergetkan, akhirnya ia mendapat pekerjaan menjadi Assistant to
Marketing Director di salah satu perusahaan di New York. Pengalaman ini
justru menempa dirinya, terlebih lagi karena kendala bahasa yang jelas
menuntutnya bekerja lebih keras lagi. Namun inilah yang menjadi batu loncatan
menuju karir yang semakin matang di Indonesia.
Sukses Merupakan Tahap Demi Tahap
Chiat Peng memandang keberhasilan
dengan bijak, namun hal ini membuatnya tidak pernah berhenti untuk meraihnya karena
baginya selalu ada tahapan baru yang harus dilewati dengan kesuksesan, satu
episode yang telah saya lalui itulah kesuksesan, tetapi masih ada episode
berikutnya yang harus saya jalani. Tahap demi tahap di mana setiap
tahapan harus saya selesaikan itulah keberhasilan dan saya harus memasuki
tahapan berikutnya lagi sampai satu tahapan yang saya sendiri tidak tahu.
Ia mengaku bahwa ia selalu
termotivasi dan terinspirasi saat ia banyak melakukan traveling ke luar negeri
dan bertemu dengan para pebisnis muda yang nampak sukses, maka ia kembali
tertantang untuk mengikuti keberhasilan yang sama .
Tips yang selalu ia anut untuk
mencapai kesuksesan adalah tidak cepat menyerah apapun kondisinya dan harus
menjadi tegar dan kuat seperti batu karang dalam segala keadaan. Ia yakin
bahwa Tuhan sudah menciptakan setiap orang bukan untuk menjadi seorang yang
gagal, namun apakah semuanya kembali tergantung kepada kita. Apakah gagal
atau berhasil, semuanya ditentukan oleh masing-masing kita. Saya sangat
percaya bahwa kesuksesan itu hak kita, namun mungkin jalannya saja yang berbeda
satu sama lain.
Impiannya Kini
Chiat Peng kini memiliki impian
membangun sebuah consulting company yang berfokus dalam bidang sales
management. Setelah saya lalu lalang di dunia sales selama 10 tahun, saya
melihat banyak perusahaan-perusahaan yang masih membutuhkan adanya advice dalam
selling skill. Sosok muda ini sekarang memiliki satu tahapan yang baru
dalam hidupnya yaitu membagikan pengalamannya dengan menjadi seorang trainer
yang mampu menjadikan banyak perusahaan berhasil. Kesuksesan baginya juga
adalah dapat berbagi pengalaman dengan para mahasiswanya dengan satu harapan
bahwa mereka akan berkembang lebih baik darinya.
Seperti yang selalu ia ucapkan pada
dirinya sendiri, Jika orang lain bisa, mengapa saya tidak? Dan hal ini
membawanya selalu mampu melalui setiap jalan hidupnya, maka hal yang sama juga
hendak dibagikannya kepada mereka yang akan mendengarkan pengalamannya sebagai
seorang Coach.
Inilah Tjiauw Chiat Peng, sosok
eksekutif muda yang memiliki prinsip hidup pantang menyerah dan justru selalu
tertantang untuk mencapai yang lebih baik dalam hidupnya.
Putera Sampoerna
Penjemput Pasar Masa Depan
Putera Sampoerna, mengguncang dunia
bisnis Indonesia dengan menjual seluruh saham keluarganya di PT HM Sampoerna
senilai Rp18,5 triliun, pada saat kinerjanya baik. Generasi ketiga
keluarga Sampoerna yang belakangan bertindak sebagai CEO Sampoerna Strategic,
ini memang seorang pebisnis visioner yang mampu menjangkau pasar masa depan.
Berbagai langkahnya seringkali tidak
terjangkau pebisnis lain sebelumnya. Dia mampu membuat sensasi (tapi
terukur)dalam dunia bisnis. Sehingga pantas saja Warta Ekonomi menobatkan
putra Liem Swie Ling (Aga Sampoerna) ini sebagai salah seorang Tokoh Bisnis Paling
Berpengaruh 2005. Sebelumnya, majalah Forbes menempatkannya dalam
peringkat ke-13 Southeast Asia’s 40 Richest 2004.
Putera Sampoerna, pengusaha
Indonesia kelahiran Schidam, Belanda, 13 Oktober 1947. Dia generasi ketiga dari
keluarga Sampoerna di Indonesia. Adalah kakeknya Liem Seeng Tee yang mendirikan
perusahaan rokok Sampoerna. Putera merupakan presiden direktur ketiga
perusahaan rokok PT HM Sampoerna itu. Dia menggantikan ayahnya Aga
Sampoerna.
Kemudian, pada tahun 2000, Putera
mengestafetkan kepemimpinan operasional perusahaan (presiden direktur) kepada
anaknya, Michael Sampoerna. Dia sendiri duduk sebagai Presiden Komisaris
PT HM Sampoerna Tbk, sampai saham keluarga Sampoerna (40%) di perusahaan yang
sudah go public itu dijual kepada Philip Morris International, Maret
2005, senilai Rp18,5 triliun.
Pria penggemar angka sembilan,
lulusan Diocesan Boys School, Hong Kong, dan Carey Grammar High School,
Melbourne, serta University of Houston, Texas, AS, itu sebelum memimpin PT HM
Sampoerna, lebih dulu berkiprah di sebuah perusahaan yang mengelola perkebunan
kelapa sawit milik pengusaha Malaysia. Kala itu, dia bermukim di
Singapura bersama isteri tercintanya, Katie, keturunan Tionghoa warga Amerika
Serikat.
Dia mulai bergabung dalam
operasional PT HM Sampoerna pada 1980. Enam tahun kemudian, tepatnya 1986,
Putera dinobatkan menduduki tampuk kepemimpinan operasional PT HAM Sampoerna
sebagai CEO (chief executive officer) menggantikani ayahnya, Aga Sampoerna.
Namun ruh kepemimpinan masih saja
melekat pada ayahnya. Baru setelah ayahnya meninggal pada tahun 1994,Putera
benar-benar mengaktualisasikan kapasitas kepemimpinan dan naluri bisnisnya
secara penuh. Dia pun merekrut profesional dalam negeri dan mancanegara
untuk mendampinginya mengembangkan dan menggenjot kinerja perusahaan.
Sungguh, perusahaan keluarga ini
dikelola secara profesional dengan dukungan manajer profesional.
Perusahaan ini juga go public, sahamnya menjadi unggulan di bursa efek
Jakarta dan Surabaya. Ibarat sebuah kapal yang berlayar di samudera luas
berombak besar, PT HM Sampoerna berhasil mengarunginya dengan berbagai kiat dan
inovasi kreatif.
Tidak hanya gemilang dalam melakukan
inovasi produk inti bisnisnya, yakni rokok, namun juga berhasil mengekspansi
peluang bisnis di segmen usaha lain, di antaranya dalam bidang supermarket
dengan mengakuisisi Alfa dan sempat mendirikan Bank Sampoerna akhir
tahun1980-an.
Di bisnis rokok, HM Sampoerna adalah
pelopor produk mild di tanah air, yakni rokok rendah tar dan nikotin.
Pada tahun 1990-an, itu Putera Sampoerna dengan kreatif mengenalkan
produk rokok terbaru: A Mild. Kala itu, Putera meluncurkan A Mild sebagai
rokok rendah nikotin dan “taste to the future”, di tengah ramainya pasar rokok
kretek. Kemudian perusahaan rokok lain mengikutinya.
Dia memang seorang pebisnis visioner
yang mampu menjangkau pasar masa depan. Berbagai langkahnya seringkali
tidak terjangkau pebisnis lain sebelumnya. Dia mampu membuat sensasi
(tapi terukur)dalam dunia bisnis. Langkahnya yang paling sensasional sepanjang
sejarah sejak HM Sampoerna berdiri tahun 1913 adalah keputusannya menjual
seluruh saham keluarga Sampoerna di PT HM Sampoerna Tbk (40%) ke Philip Morris
International, Maret 2005.
Keputusan itu sangat mengejutkan
pelaku bisnis lainya. Sebab, kinerja HM Sampoerna kala itu (2004) dalam
posisi sangat baik dengan berhasil memperoleh pendapatan bersih
Rp15.000.000.000.000 dengan nilai produksi 41,2 miliar batang. Dalam
posisi ketiga perusahaan rokok yang menguasai pasar, yakni menguasai 19,4% pangsa
pasar rokok di Indonesia, setelah Gudang Garam dan Djarum.
Mengapa Putera melepas perusahaan
keluarga yang sudah berumur lebih dari 90 tahun ini? Itu pertanyaan yang
muncul di tengah pelaku bisnis dan publik kala itu.
Belakangan publik memahami visi Tokoh
Bisnis Paling Berpengaruh 2005 versi Majalah Warta Ekonomi ini ((Warta
Ekonomi 28 Desember 2005). Dia melihat masa depan industri rokok di
Indonesia akan makin sulit berkembang. Dia pun ingin menjemput pasar masa
depan yang hanya dapat diraihnya dengan langkah kriatif dan revolusioner
dalam bisnisnya. Secara revolusioner dia mengubah bisnis intinya dari
bisnis rokok ke agroindustri dan infrastruktur. Hal ini terungkap dari
langkah-langkahnya setelah enam bulan melepas saham di PT HM Sampoerna.
Juga terungkap dari ucapan Angky Camaro, orang kepercayaan Putera:
“Arahnya memang ke infrastruktur dan agroindustri.”
Terakhir, di bawah bendera PT
Sampoerna Strategic dia sempat berniat mengakuisisi PT Kiani Kertas, namun
untuk sementara dia menolak melanjutkan negosiasi transaksi lantaran
persyaratan yang diajukan Bank Mandiri dinilai tak sepadan. Dia pun
dikabarkan akan memasuki bisnis jalan tol, jika faktor birokrasi dan kondisi
sosial politik kondusif.
Nama
Putera Sampoerna
Lahir
Schidam, Belanda, 13 Oktober 1947
Isteri:
Katie
Anak:
Michael Sampoerna
Ayah:
Aga Sampoerna (Liem Swie Ling)
Kakek:
Liem Seeng Tee
Putera Sampoerna
Lahir
Schidam, Belanda, 13 Oktober 1947
Isteri:
Katie
Anak:
Michael Sampoerna
Ayah:
Aga Sampoerna (Liem Swie Ling)
Kakek:
Liem Seeng Tee
Pekerjaan
– CEO PT Sampoerna Strategic
– Presiden Komisaris PT HM Sampoerna
– CEO PT Sampoerna Strategic
– Presiden Komisaris PT HM Sampoerna
Pendidikan
– Diocesan Boys School, Hong Kong
– Carey Grammar High School, Melbourne
– University of Houston, Texas, AS
– Diocesan Boys School, Hong Kong
– Carey Grammar High School, Melbourne
– University of Houston, Texas, AS
Jalan berliku dijalani sejumlah
pengusaha dalam membangun bisnis. Namun,lewat kerja keras dan inovasi, sukses
kini diraih. Ada anggapan yang menyebutkan, berwirausaha atau menjadi
pengusaha adalah persoalan bakat. Ternyata anggapan itu salah.
Berwirausaha bisa dipelajari dan dilakukan siapa saja. Semua orang
berkesempatan sama untuk menjadi pengusaha sukses.
Namun dengan catatan, dalam
menjalankannya harus didasari cinta dan minat yang mendalam. Itu akan
memacu seseorang untuk mencurahkan segala perhatian dan energi agar usahanya
berhasil. Strategi ini menjadi kunci keberhasilan Marius Widyarto yang
sukses berbisnis industri garmen dengan produk kaos Caladi 59(C59).
Merek kaos C59 diambil dari nama
sebuah gang kecil di Kota Bandung. Melalui bendera PT Caladi Lima
Sembilan, Marius berhasil membangun merek yang diminati masyarakat. Kini
usahanya sudah memiliki delapan kantor cabang pemasaran yang tersebar di
beberapa kota di Indonesia.
Indonesia memiliki jumlah penduduk
sekitar 230 juta jiwa yang semuanya dipastikan membutuhkan kaos,”tandasnya.
Dalam menjalankan bisnis, Marius menggunakan resep
”sirik”(suka,imajinasi,relasi, inisiatif, dan komunikasi).
Bermodalkan kesukaan, kata Marius,
dia memahami betul apa yang sedang dikerjakan. Dengan begitu celah bisnis
yang belum dilirik orang pun bisa dideteksi. Ketika awal membangun bisnis
pada 1980, Marius mengandalkan desain kreatif yang belum banyak digarap orang.
Saat membangun usahanya, Marius
hanya bermodalkan sebuah mesin jahit yang didapat dari hasil menjual kado
pernikahan. Lewat koleganya dia juga menggadaikan ijazah SMA ke pabrik
agar bisa mendapat suplai bahan baku. Jika bukan atas dasar kepercayaan, pabrik
kain tersebut tidak akan memberikan pinjaman bahan baku,” kenangnya saat
dihubungi SINDO.
Saat memperkenalkan produk C59
secara massal, Marius bekerja sama dengan penyelenggara Pameran Dirgantara di
Bandung pada tahun 1986. Saat itu dia menawarkan produk kaos dengan
desain tema-tema kedirgantaraan. Ternyata, desain kaos pria lulusan Fakultas
Ekonomi Universitas Parahyangan Bandung 1980 itu laku keras. Dia pun
kebanjiran pesanan. Lewat kaos C59, kini Mas Wid begitu dia biasa disapa,
bisa meraup omzet sekitar Rp 5.600.000.000 miliar per tahun.
Inovasi
Inovasi menjadi modal utama Yesaya
Surya Widjaya, pemilik PT Raja Baksomas Mandiri dalam menjalankan usaha.
Meski hanya melanjutkan usaha keluarga, pria peraih master lulusan Universitas
Hawaii Pacific bidang komputer ini justru semakin terpacu berinovasi.
Sebelumnya, usaha keluarga yang dimiliki hanyalah sebuah restoran bakso. Lewat
tangan dinginnya, restoran tersebutkinimenjadisebuahindustrimakananbeku(frozen).
Mulai produk berbagai jenis bakso,
ayam goreng, hingga sop buntut dalam kemasan beku tanpa bahan pengawet.
Yesaya mulai menjalankan bisnis keluarganya itu sejak tahun 1998.
Dalam pengembangannya, Yesaya mengemas konsep bisnis restoran dalam tiga
bentuk yakni Bakso Super Resto, Super Bento,dan RBiz Resto.
Awalnya saya melakukan pengembangan
atas produkproduk yang sudah ada. Kemudian saya mulaimengeluarkan produk-produk
baru. Inovasi adalah kunci penting dalam melakukan usaha,”paparnya. Kini
dengan bekal keuletan dan kerja keras, PT Raja Baksomas Mandiri telah
dipasarkan di 14 resto dengan menggandeng 40 mitra usaha.
Sayap bisnisnya pun telah merambah
hampir di seluruh kota di Indonesia, di antaranya Balikpapan- Kalimantan,
Medan- Sumatra, Papua, dan beberapa kota di Pulau Jawa antara lain di Tegal,
Kudus, Blitar, dan Malang, dengan total omzet sekitar Rp 5.000.000.000,- per
tahun. Hal serupa juga dilakukan Herlina Mustikasari Mohammad, pemilik Lembaga
Kursus Bahasa Inggris Easy Reader yang juga mengandalkan kekuatan inovasi dalam
menjalankan bisnis.
Ide awalnya dari upaya dia membantu
anak sulungnya agar bisa cepat belajar membaca bahasa Inggris. Dari situ,
Herlina justru menemukan metode sistem fonik. Cara ini terbukti jitu
membantu anaknya belajar membaca bahasa Inggris dengan cepat. Tidak hanya
itu, temuannya ini justru menjadi ceruk bisnis yang hingga saat ini
digeluti.Awalnya Easy Reader hanya dibuka di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD)
City dan Pamulang Tangerang, kini telah berkembang dengan sistem kemitraan di
wilayah Depok, Bogor, dan Jakarta.
Hingga saat ini, Herlina telah
membuka delapan buah lembaga pendidikan Easy Reader yang tersebar di
Jabodetabek. Dengan konsep waralaba, kini Herlina berniat semakin
memperlebar sayap bisnisnya di kota-kota lain di Indonesia.Usaha yang dibuka
sejak tahun 2006 dengan modal awal Rp76.000.000,- juta itu kini telah
mendatangkan omzet hingga ratusan juta rupiah setiap bulannya.Modul
pembelajaran bahasa Inggris yang ditemukan Herlina cukup membantu pendidikan
kursus bahasa Inggris bagi murid-muridnya.
KerjaKeras
KerjaKeras
Dalam mencapai sukses, kerja keras
menjadi modal bagi Andianto Setiabudi, pemilik Cipaganti Group, sebuah bisnis
yang kini beromzet sekitar Rp 10.000.000.000,- per bulan. Meski hanya
lulusan SMA, Andianto, pria kelahiran Banjarmasin, 5 Desember 1962 itu,tidak
pernah merasa minder dalam menjalankan usaha.
Sejak kecil,Andi, begitu dia biasa
disapa sudah akrab dengan dunia pemasaran. Usai pulang sekolah,Andi kerap
membantu ibunya berjualan kue kering. Pekerjaan ini dilakukannya sejak
duduk di bangku SMA. Setelah menamatkan sekolah, Andi enggan mengikuti saran
orangtuanya melanjutkan ke perguruan tinggi.
Dia memilih berwirausaha.
Dalam benaknya,uang untuk kuliah lebih baik dijadikan modal usaha.Sejak
tahun 1986, dia mulai merintis jual beli mobil. Mobil bekas pertama adalah
mobil boks orangtuanya. Dari hasil penjualan tersebut, dia membeli
beberapa mobil bekas untuk dijual lagi. Namun setelah beberapa tahun
bergumul dengan mobil bekas, pasaran mobil second mulai menurun.
Dia pun akhirnya memilih banting
setir dengan mulai usaha penyewaan mobil. Kini, Andi juga memiliki usaha yang
bergerak di bidang properti. Berkat kerja kerasnya, dia mendapatkan
penghargaan dari Enterprise 50 Award pada tahun 2004 dan Finalis Ernst &
Young Entrepreneur of the Year 2005.
Hendy Setiono, Miliarder
Muda Indonesia
Tidak ada alasan untuk tidak memulai
bisnis, bagi yang merasa masih muda ini contoh yang pas sebagai inspirasi.
Berbisnis tidak mengenal usia dan kondisi. Asal ada kemauan Insya
Allah akan ada jalannya. Tulisan ini sebagai rangkaian inspiration story
yang akan memuat kisah pengusaha sukses dari berbagai latar belakang.
Tulisan ini saya ambil dari situsnya Pak Purdi E Chandra
(www.purdiechandra.net) seorang Tokoh yang sangat saya kagumi. Beliau melalui
Entrepreneur University telah banyak mencetak pengusaha baru di Indonesia.
Baru-baru ini Pak Purdi mendapat predikat Gila dari Museum Rekor
Indonesia karena prestasinya di bidang entrepreneur.
Raih Berkah di Jalur Timur Tengah
Namanya Hendy Setiono, pemuda Alumni
Entrepreneur University Surabaya ini masih sangat muda, baru 25 tahun.
Tapi sepak terjang bisnisnya sudah tak diragukan lagi. Kalau Anda
menjumpai mobil Nissan X-Trail bernomor polisi K 38 AB di jalanan, itulah mobil
Hendi. Pelat nomor seharga Rp 16 juta itulah yang membuat orang mudah
mengenali dan menyapanya ketika sedang jalan-jalan dengan mobilnya. Biasanya
tukang parkir menggoda, bayarnya pakai kebab saja.
Pelat nomor sengaja dibuat K 38 AB
untuk mendekati kata kebab. Berkat kebab inilah namaHendi sebagai
pengusahamudasukses,terukir. Hendy adalah pendiri dan presiden direktur
PT Baba Rafi Indonesia. Kebab Turki Baba Rafi adalah hasil inovasi
bisnisnya. Dia memulai bisnis itu dengan modal hanya Rp 4.000.000. Dia
enggan meminta bantuan orang tua. “Itu duit hasil pinjam arek-arek (teman-temannya,
Red) dan saudara,” kisahnya.
Outlet makanan ala Timur Tengah itu
kini berjumlah 325, membentang dari kawasan super ramai seperti Jakarta hingga
pelosok Ambon. Ratusan outlet itu dipantau dan disupervisi dari dua kantor
operasional di kawasan Nginden, Surabaya, dan Pondok Labu, Jakarta. Tahun
lalu omzet usahanya mencapai Rp 45 miliar, dan 25 persen di antaranya masuk
kantongnya sebagai laba bersih. Tahun ini omzetnya saya targetkan Rp
60.000.000.000,-.
Apa yang sudah dipunyai Hendy dari
keberhasilannya berbisnis? Hendy tampak agak malu menjawab pertanyaan ini.
Sekulum senyum kecil dikeluarkannya. “Apa ya? Ehm, ada beberapa, Mas.
Alhamdulillah. Masak disebutkan?” katanya masih diiringi senyum.
Dia terbatuk sebentar. agak ragu,
tak lama kemudian, Hendy mulai menjawab. “Aset yang pertama saya beli Yamaha
Mio,” ujarnya. Dia membeli motor itu beberapa bulan setelah memulai berbisnis.
“Ke mana-mana saya pakai motor itu,” tuturnya.
Setahun pertama, Hendi mengaku
“hanya” mendapat penghasilan bersih per bulan Rp 20 juta. “Wah, rasanya sudah
seneng banget. Baru umur 20 tahun, penghasilan sudah Rp 20 juta sebulan,”
ceritanya.
Setelah membeli Yamaha Mio?
“Sekarang kasihan motor itu, sudah nggak muat nampung badan saya semakin melar.
Jadi, cari motor yang agak gedean, pakai Harley-Davidson,” ujar nominator
Asia’s Best Entrepreneur Under 25 versi Majalah BusinessWeek tersebut.
Selain itu, Hendi punya dua rumah;
satu di Jakarta dan satu lagi di Surabaya. Di Surabaya, dia membeli rumah di
salah satu kawasan elite, Perumahan Bumi Galaxy Permai. Soal rumah yang satu
ini, Hendi punya cerita tersendiri. “Ini rumah idaman saya,” tuturnya.
Dulu, cerita Hendi, semasa masih
duduk di bangku kuliah di Jurusan Teknik Informatika ITS, setiap pulang dari
kampus, Hendi yang kala itu tinggal di Semolowaru, Surabaya, selalu melewati
kawasan perumahan itu. Dia sering berhenti sejenak di perumahan elite itu.
Saking seringnya mondar-mandir di perumahan itu sepulang dari kampus, dia
sampai kenal dengan sejumlah satpam di sana. “Rumahnya besar-besar,
megah-megah. Kelak saya ingin punya rumah seperti ini,” tekadnya ketika itu.
Hendi mengaku terkagum-kagum dengan
rumah-rumah di kawasan itu. “Bahkan, hujan saja nggak banjir, beda dengan rumah
saya. Halaman depannya itu lebih luas daripada rumah saya di Semolowaru,”
kisahnya.
Dari proses itulah Hendi yakin bahwa
mimpi yang terus disemai akan bisa mewujud jika diiringi pancangan semangat
yang kuat untuk mewujudkannya. “Semuanya berangkat dari impian. Alhamdulillah,
saya kemarin berangkat ke Jakarta (wawancara dengan Hendi dilakukan di Jakarta
beberapa waktu lalu, Red) sudah dari rumah di Galaxy Bumi Permai,” ceritanya.
“Kalau saya tidak berani mulai jualan pakai gerobak, semua mimpi itu hanya
tinggal mimpi,” imbuhnya.
Dengan segala apa yang dimiliki
kini, Hendi lebih leluasa menyalurkan hobinya berjalan-jalan. Setiap mengisi
seminar di berbagai kampus di Indonesia, dia selalu menyempatkan diri
mengunjungi berbagai tempat wisata. “Saya lebih suka ke tempat wisata yang
alami, lihat pantai, lihat hutan,” ujarnya.
Jalan-jalan ke luar negeri juga
sudah menjadi rutinitas yang sangat biasa bagi salah satu 10 Tokoh Pilihan 2006
versi majalah Tempo tersebut. “Dulu jalan-jalan ke luar negeri itu jadi mimpi,
sesuatu yang wah, seolah nggak terjangkau. Alhamdulillah, sekarang udah
sering,” tuturnya.
Hendy tak melupakan sedekah. Dananya
secara tetap didonasikan ke tujuh yayasan yatim-piatu. “Saya menyadari sulitnya
kehidupan mereka karena orang tua saya juga bukan orang kaya,” katanya. Dia
yakin, jika seseorang tak perhitungan dalam sedekah, rezeki yang diberikan
Tuhan akan terus mengalir. “Saya yakin istilah inden rezeki. Orang biasanya
membayar zakat 2,5 persen dari keuntungan. Saya membaliknya, sebelum ada
untung, harus bayar zakat dulu,” ujarnya. “Pokoknya, kalau omzet turun, kita
hajar dengan sedekah,” imbuhnya.
Di luar itu Hendy hampir tidak
pernah menghambur-hamburkan uang untuk hobi yang tidak jelas. Misal, clubbing
di tempat hiburan malam. “Kalau jalan-jalan ke mal, itu rutin. Tapi, saya dan
keluarga tidak konsumtif. Paling-paling hanya lihat tren fashion saat ini untuk
diterapkan ke bisnis saya. Misalnya, untuk desain pakaian karyawan dan
outlet-outlet,” ujar pria kelahiran 30 Maret 1983 itu. Ketika jalan-jalan itu,
Hendi tak khawatir dengan roda bisnisnya. “Owner-nya bisa jalan-jalan, yang
mantau manajemen di Surabaya dan Jakarta.”
Hendy lebih suka memakai uangnya
untuk melebarkan sayap bisnis. Dia yakin bahwa tak boleh ada kata berpuas diri
dalam jiwa seorang pebisnis. Dia kini meretas gerai Roti Maryam Aba-Abi, roti
khas Timur Tengah. “Sekarang baru 40 outlet, mayoritas masih di Jatim,” kata
Hendi yang, bersama aktris Dian Sastro dan Artika Sari Devi, menjadi duta Wirausaha
Muda Mandiri tersebut.
Tak hanya itu, insting bisnis yang
kuat membawa pria berbadan subur itu mendirikan Baba Rafi Palace. Sudah dua
pondokan megah yang disewakan di Surabaya. “Di Siwalankerto, ada 18 kamar
dengan tarif Rp 700 ribu per bulan per kamar. Lalu di Prapanca ada 16 kamar,
tarifnya Rp 1,2 juta per bulan,” ujarnya.
Satu lini bisnis makanan juga sedang
disiapkan Hendy. “Lagi ngerjakan Piramida Pizza. Kalau biasanya pizza ditaruh
loyang, ini mau ditaruh di cone. Jadi, makan pizza bisa sambil jalan-jalan,
seperti makan es krim,” terang bapak dengan tiga anak itu.
Dia juga bakal berekspansi ke luar
negeri. “Di Malaysia saya baru aja bikin Baba Rafi Malaysia Sdn Berhad. Target
awalnya mendirikan 25 outlet kebab,” ujarnya.
Dari UKM(elarat) ke UKM(iliaran)
Hendy memulai bisnis dengan terseok-seok. “Tentu tidak langsung bombastis seperti sekarang. Saya harus jatuh bangun, berdarah-darah.” Dia mengisahkan, saat baru dua minggu berjualan kebab dengan satu gerobak di kawasan Nginden, Surabaya, orang yang diajaknya berjualan sakit.
Hendy memulai bisnis dengan terseok-seok. “Tentu tidak langsung bombastis seperti sekarang. Saya harus jatuh bangun, berdarah-darah.” Dia mengisahkan, saat baru dua minggu berjualan kebab dengan satu gerobak di kawasan Nginden, Surabaya, orang yang diajaknya berjualan sakit.
Dari semula berjualan berdua, dia
pun memutuskan menunggui gerobaknya seorang diri. “Ndilalah hari itu hujan
deras, jadi sepi,” ceritanya. Untuk menghibur diri, hasil jualan hari itu
dibelikan makanan di warung sebelah tempat gerobaknya berdiri. “Di sana ada
warung sea food. Saat saya membayar, eh ternyata lebih mahal daripada hasil
jualan saya. Jadi, malah rugi,” kisahnya.
Hendy memulai bisnis kala berusia 20
tahun. Dia berhenti kuliah di Jurusan Teknik Informatika ITS saat masuk tahun
kedua. “Belum sempat di-DO (drop out, Red), saya OD, out dhewe (keluar sendiri,
Red),” ujarnya lantas tertawa.
Ibunya yang pensiunan guru dan
bapaknya yang bekerja di sebuah perusahaan di Qatar shock melihat keputusan
Hendy. “Orang tua saya ingin saya selesai kuliah, lalu kerja di perusahaan.
Bukan malah jualan pakai gerobak,” katanya. Namun, Hendi bergeming. “Setelah
berhasil, orang tua malah ingin ikut-ikutan berbisnis,” kata ayahanda Rafi
Darmawan, 5, Reva Audrey Sahira, 3, dan Ready Enterprise, 1.
Kini bisnisnya terus membesar. Dari
hanya satu karyawan, kini perusahaannya mempekerjakan 700 karyawan. “Yang jadi
manajemen inti 200 orang. Semuanya lulusan S1 dan S2,” ceritanya, bangga.
Dia mengibaratkan perjalanan
bisnisnya dengan dua istilah UKM yang berbeda. “Dulu kami hanya UKM, usaha
kecil melarat. Sekarang masih UKM, tapi usaha kecil miliaran,” tuturnya.
Sekarang ada satu mimpi yang bakal
diwujudkan tahun ini. “Saya ingin mengajak semua keluarga jalan-jalan ke
Eropa.”
KISAH usaha yang dimulai dari nol,
lalu menuai sukses, mungkin bukan hal baru. Berwirausaha dari nol bukanlah
sebuah perkara mudah.
Di tengah jalan, selalu saja muncul
berbagai rintangan. Tetapi kisah perjalanan bisnis mereka yang merintis usaha
dari nol kemudian mencapai sukses tetap menarik untuk disimak. Terlebih jika
kisah tersebut dilakoni mereka yang berusia muda. Lantas, apa rahasia sukses
para pengusaha muda?
Meminjam istilah Jennie S Bev,
penulis juga pengajar asal Indonesia yang bermukim di California, Amerika
Serikat (AS) dalam pengantar buku Kumpulan Kisah Para Pengusaha Muda yang
Sukses Berbisnis dari Nol, Rahasia Jadi Entrepreneur Muda (DAR! Mizan, 2008)
karya Faif Yusuf, untuk berwirausaha sebenarnya sangat mudah, yaitu dengan
meningkatkan mindset dan mulai membuka bisnis sendiri.
Dalam pandangan Jennie, setiap orang
adalah personifikasi sukses itu sendiri. Sebab, success is a mindset, it is not
a journey or destination (sukses adalah cara berpikir atau bersikap, bukan
perjalanan maupun tujuan). Tetapi anggapan di masyarakat masih lazim ditemukan
bahwa berwirausaha identik dengan para pengusaha besar dan mapan. Tidak jarang
pula yang beranggapan bahwa wirausaha semata-mata hanya untuk mengejar
kekayaan.
Itu sebabnya, jika berbicara tentang
sosok pengusaha sukses, yang selalu dijadikan barometer adalah bagaimana para
pengusaha itu menciptakan kekayaan melimpah melalui bisnis yang dibangun.
Padahal tidak selalu demikian. Menurut pengusaha muda ternama, Sandiaga
Salahudin Uno, keberanian dan optimisme merupakan modal awal yang harus
dimiliki seseorang untuk menekuni wirausaha.
Setelah itu, kata pria yang kerap
disapa Sandi ini, memilih usaha sesuai minat dan bakat dengan melihat peluang
di pasar. Dengan minat yang besar, akan timbul gairah dan semangat menjalani,
memelihara, dan membesarkannya.
“Terakhir, just do it now. Jangan
terlalu berhitung, putuskan, mulai, dan kerjakan sekarang juga!” ungkap mantan
Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi)
periode 2005-2008 ini. Optimisme yang diungkapkan Sandi tampaknya menjadi modal
utama sejumlah pengusaha muda sukses. Sebut saja Henry Indraguna, pemilik The
Auto Bridal Indonesia, tempat cuci mobil “busa salju”.
Sebelum mendirikan tempat cuci mobil
yang kini beromzet Rp7,5 miliar per bulan,pria kelahiran Bandung,28 Agustus
1973 ,ini jatuh bangun dalam berusaha. Berbagai bentuk usaha dijalaninya,
tetapi berkali-kali juga dia bangkrut dan kembali ke titik nol. Pria lulusan
Universitas Maranatha Bandung yang semasa kuliah pernah berjualan ayam goreng
ini pernah menjadi salesman berbagai produk elektronik hingga mainan.
Dia pernah menjadi salesman besar
produk mainan asal China yang menyuplai ke beberapa toko mainan di Bandung.
Bahkan, seusai lulus kuliah Henry pernah dipercaya mendistribusikan kartu chip
Telkom senilai Rp20 miliar. Tetapi hasil kerja kerasnya lindap dalam sekejap
akibat kebiasaannya berfoya-foya. Kebiasaan buruk itu pun sirna setelah dia
menikahi Fangky Christina pada 2003.
Berkat ide membuka usaha cuci mobil
dari mertuanya dengan bermodalkan Rp150 juta, dia mulai membuka usaha cuci
mobil pada akhir 2003. “Jumlah ini sebenarnya cukup kecil untuk membuka usaha,”
ujar Henry. Dari modal sebesar itu, Rp35 juta dia gunakan untuk menyewa tempat
seharga Rp75 juta. Sisanya dibayar setelah tiga bulan usahanya berjalan.
Sisa dari modal untuk peralatan.
Tetapi Henry terpaksa berutang untuk menutupi kekurangan biaya peralatan. Pada
awalnya usaha Henry kurang diminati masyarakat. Tetapi bagi Henry hal itu
adalah part of game yang harus dilaluinya. Keinginannya untuk mengubah citra
tempat cuci mobil, yang kotor menjadi bersih dan nyaman, diwujudkan dengan
inovasi cuci salju lewat The Auto Bridal.
Henry pun terus melakukan inovasi
dalam bisnisnya mulai cuci mobil es krim, salon mobil, motor bridal. Setiap
bulan, The Auto Bridal Indonesia minimal melayani 120.000 mobil dengan ongkos
cuci Rp35 ribu per mobil.
“Biasanya keuntungan yang didapat
100 persen dari modal,” papar Henry. Henry meraih penghargaan Outstanding
Entrepreneurship Award Asia Pacific Entrepreneurship Award (AFEA) 2008. The
Auto Bridal Indonesia saat ini sudah mempunyai 84 cabang yang tersebar di
seluruh Indonesia. Henry kini sedang berupaya melebarkan sayap bisnisnya ke
negeri jiran Malaysia.
Kisah sukses lainnya ditunjukkan
Yesaya Surya Widjaya, pemilik PT Raja
Bakso mas Mandiri yang
kini sudah memiliki 14 restoran dan 40 mitra. Yesaya, pria peraih master
lulusan Hawaii Pacific University bidang komputer, mengembangkan bakso dan
makanan beku (frozen food) dengan aneka rasa seafood. Yesaya awalnya hanya
menjalankan bisnis orangtuanya yang dibangun pada 1982.
Karena sering membantu melayani
pelanggan sejak kecil, pria kelahiran Jakarta, 31 Januari 1971, ini sangat
akrab dengan dunia kuliner. Setelah menamatkan pendidikan S-2 pada 1998, Yesaya
mulai mempelajari manajemen kerja restoran. Dari situlah dia mengamati
kegemaran masyarakat terhadap selera makan yang akhirnya menginspirasi
mengembangkan usaha bakso dengan aneka rasa.
Pada 2002 dia mulai membuka gerai
baksonya secara serius dengan bendera PT Raja Baksomas Mandiri. Awalnya dia
membuka lima gerai di kawasan Dunia Fantasi, Ancol, Jakarta Utara, dan satu
gerai di Kemayoran. Untuk membuka gerai di Kemayoran, Yesaya dibantu modal dari
orangtuanya sebesar Rp55 juta.Yesaya juga berinovasi dengan membuat makanan
beku.
Kini lewat usahanya,Yesaya bisa
meraih omzet Rp 200.000.000 per bulan. Kisah-kisah sukses yang
ditunjukkan Henry dan Yesaya seperti juga diungkapkan Faif dalam bukunya.
Keberhasilan berwirausaha tidaklah semata-mata dinilai dari seberapa berhasil
seseorang mengumpulkan kekayaan, tapi lebih bagaimana seseorang bisa membentuk,
mendirikan, dan menjalankan usaha dari sesuatu yang tidak ada sebelumnya atau
belum berjalan.
sumber: http://gaharuchromeblogspot.wordpress.com
Saya Fatimawati, saya menggunakan waktu ini untuk memperingatkan semua rekan saya INDONESIANS.Who yang telah terjadi di sekitar mencari pinjaman, Anda hanya harus berhati-hati. satu-satunya tempat dan perusahaan yang dapat menawarkan pinjaman Anda adalah QUALITYLOANFIRM. Saya mendapat pinjaman saya dari mereka. Mereka adalah satu-satunya pemberi pinjaman yang sah di internet. Lainnya semua pembohong, saya menghabiskan hampir 32 juta di tangan pemberi pinjaman palsu. Tapi qualityloan memberi saya mimpi saya kembali. Ini adalah alamat email yang sebenarnya mereka: qualityloanfirm@asia.com. Email pribadi saya sendiri: fatimatu.said99@gmail.com. Anda dapat berbicara dengan saya kapan saja Anda inginkan. Terima kasih semua untuk mendengarkan permintaan untuk saran saya. hati-hati
BalasHapusHalo,
BalasHapusApakah Anda secara finansial turun? mendapatkan pinjaman sekarang dan bisnis Anda menghidupkan kembali, Kami adalah pemberi pinjaman dapat diandalkan dan kami memulai program pinjaman ini untuk memberantas kemiskinan dan menciptakan kesempatan bagi yang kurang istimewa untuk memungkinkan mereka membangun sendiri dan menghidupkan kembali bisnis mereka. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi kami melalui email: (gloryloanfirm@gmail.com). mengisi formulir Informasi Debitur berikut:
Nama lengkap: _______________
Negara: __________________
Sex: ______________________
Umur: ______________________
Jumlah Pinjaman Dibutuhkan: _______
Durasi Pinjaman: ____________
Tujuan pinjaman: _____________
Nomor ponsel: ________
silahkan mengajukan permohonan perusahaan yang sah.
Selamat siang
BalasHapusini adalah dasar dana global, kami memberikan pinjaman per pendanaan proyek tahunan 100% dengan pinjaman aman dan tidak aman yang tersedia kami dijamin dalam memberikan layanan keuangan untuk banyak klien kami dengan paket pinjaman fleksibel kami pinjaman dapat diproses dan dana ditransfer ke peminjam dalam waktu sesingkat mungkin kita beroperasi di bawah persyaratan yang jelas dan mudah dipahami dan kami menawarkan pinjaman kepada semua jenis untuk tertarik klien perusahaan perusahaan dan semua jenis organisasi bisnis, individu swasta dan investor real estate hanya menghubungi kami dengan nama di bawah Jika Anda sedang melihat bagaimana mendapatkan pinjaman hubungi kami kami dapat membantu Anda keluar EMAIL: globalfundfoundation9@gmail.com
BBM:D8633B93
Selamat siang
BalasHapusini adalah dasar dana global, kami memberikan pinjaman per pendanaan proyek tahunan 100% dengan pinjaman aman dan tidak aman yang tersedia kami dijamin dalam memberikan layanan keuangan untuk banyak klien kami dengan paket pinjaman fleksibel kami pinjaman dapat diproses dan dana ditransfer ke peminjam dalam waktu sesingkat mungkin kita beroperasi di bawah persyaratan yang jelas dan mudah dipahami dan kami menawarkan pinjaman kepada semua jenis untuk tertarik klien perusahaan perusahaan dan semua jenis organisasi bisnis, individu swasta dan investor real estate hanya menghubungi kami dengan nama di bawah Jika Anda sedang melihat bagaimana mendapatkan pinjaman hubungi kami kami dapat membantu Anda keluar EMAIL: globalfundfoundation9@gmail.com
BBM:D8633B93
Salam pembuka!
BalasHapusNama saya Dewi Rumapea, saya dari kota SEMARANG, Indonesia. Saya ingin menggunakan media ini untuk menginformasikan semua dalam kelompok ini mencari pinjaman sangat berhati-hati karena ada penipuan di mana-mana. beberapa bulan yang lalu, aku finansial turun dan saya memutuskan untuk mencari pinjaman dari Man di Malaysia dan saya tertipu oleh orang di Malaysia. Saya hampir kehilangan harapan sampai seorang teman saya merujuk saya ke pemberi pinjaman sangat handal dan asli disebut Ibu Glory, pemberi pinjaman swasta yang meminjamkan jumlah pinjaman dari Rp500,000,000 tanpa stres pada tingkat bunga 2% yang merupakan terjangkau tingkat bunga untuk saya.
setelah transfer kredit saya ke rekening bank saya, saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya diterapkan telah mentransfer langsung ke rekening saya dengan Ibu Glory tanpa penundaan. Karena saya berjanji ibu bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi, jika Anda membutuhkan pinjaman apapun, silahkan hubungi Ibu Glory melalui email:gloryloanfirm@gmail.com
Saya menggunakan waktu ini untuk menginformasikan semua yang anda juga dapat menghubungi saya di email saya: dewiputeri9@gmail.com dan Nur Izzatul Azira Ismail, dari Malaysia yang memperkenalkan saya dan mengatakan kepada saya tentang Ibu Glory, Dia juga mendapat pinjaman baru dari Ibu Glory, Anda dapat juga menghubungi dia melalui email:utariwirmayaty@gmail.com Sekarang, semua yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran pinjaman saya yang saya kirim langsung ke rekening bulanan.
Catatan: Tidak ada biaya pendaftaran, asuransi atau biaya pajak
saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT untuk menggunakan Ibu Glory mengubah cerita keuangan saya dan sekarang saya seorang pemilik bangga bisnis saya sendiri, semoga Allah terus memberkati Ibu Glory dan terus menggunakan nya untuk membantu kita semua dalam kesulitan keuangan
Halo, semuanya, tolong, saya dengan cepat ingin menggunakan media ini untuk membagikan kesaksian saya tentang bagaimana Tuhan mengarahkan saya kepada pemberi pinjaman yang benar-benar mengubah hidup saya dari kemiskinan menjadi seorang wanita kaya dan sekarang saya memiliki kehidupan yang sehat tanpa tekanan dan kesulitan keuangan,
BalasHapusSetelah berbulan-bulan mencoba mendapatkan pinjaman di internet dan saya telah ditipu dari 400 juta, saya menjadi sangat putus asa dalam mendapatkan pinjaman dari kreditor online yang sah dalam kredit dan tidak akan menambah rasa sakit saya, jadi saya memutuskan untuk meminta saran kepada teman saya tentang bagaimana cara mendapatkan pinjaman online, kami membicarakannya dan kesimpulannya adalah tentang seorang wanita bernama Mrs. Maria yang adalah CEO Maria Loan. Perusahaan
Saya mengajukan jumlah pinjaman (900 juta) dengan suku bunga rendah 2%, sehingga pinjaman yang disetujui mudah tanpa stres dan semua persiapan dilakukan dengan transfer kredit, karena fakta bahwa itu tidak memerlukan jaminan untuk transfer. pinjaman, saya hanya diberitahu untuk mendapatkan sertifikat perjanjian lisensi mereka untuk mentransfer kredit saya dan dalam waktu kurang dari dua jam uang pinjaman telah disetorkan ke rekening bank saya.
Saya pikir itu lelucon sampai saya menerima telepon dari bank saya bahwa akun saya telah dikreditkan dengan jumlah 900 juta. Saya sangat senang bahwa akhirnya Tuhan menjawab doa saya dengan memesan pemberi pinjaman saya dengan kredit saya yang sebenarnya, yang dapat memberikan hati saya harapan.
Terima kasih banyak kepada Ibu Maria karena telah membuat hidup saya adil, jadi saya menyarankan siapa pun yang tertarik mendapatkan pinjaman untuk menghubungi Ibu Maria dengan baik melalui E-mail (mariaalexander818@gmail.com) ATAU Via Whatsapp (+1 651-243 -8090) untuk informasi lebih lanjut tentang cara mendapatkan pinjaman Anda,
Jadi, terima kasih banyak telah meluangkan waktu Anda untuk membaca tentang kesuksesan saya dan saya berdoa agar Tuhan melakukan kehendak-Nya dalam hidup Anda.
Nama saya adalah kabu layu, Anda dapat menghubungi saya untuk referensi lebih lanjut melalui email saya: (kabulayu18@gmail.com)
Terima kasih semua.