KOMPAS.com - Bekerja dengan menerima upah atau gaji,
baik di kalangan swasta maupun pemerintahan, belum menjamin
kesejahteraan. Tidak sedikit pekerja, karyawan, ataupun pegawai negeri
sipil yang mempertimbangkan untuk berwirausaha. Mencari penghasilan yang
lebih baik.
Tingginya minat berwiraswasta terungkap dari hasil
survei Litbang Kompas pada 25-27 Maret lalu. Sebagian besar (70,4
persen) responden yang saat ini bekerja sebagai pegawai negeri sipil
(PNS), karyawan swasta, ataupun buruh tertarik untuk memulai usaha
sendiri.
Wirausaha kian dilirik seiring semakin mengemukanya
ketidakpuasan pada penetapan upah minimum. Tahun ini, rata-rata upah
minimum di 33 provinsi di Indonesia hanya Rp 1,15 juta per bulan. Dengan
jumlah itu, setiap anggota keluarga dari seorang pekerja dengan satu
istri dan dua anak hanya akan mendapatkan rata-rata Rp 290.000 untuk
hidup selama sebulan. Angka ini hanya sedikit di atas garis kemiskinan
tahun 2011, yakni Rp 233.740 per orang. Kenaikan upah minimum pun
terkadang tak dapat mengimbangi inflasi.
Satu dari lima responden
yang saat ini berstatus sebagai pekerja mengaku tidak puas dengan
penghasilan mereka. Selain itu, sekitar sepertiga dari total responden
yang tersebar di 12 kota besar ini mengaku tertarik berwirausaha karena
berharap penghasilan yang lebih tinggi. Adapun responden yang tidak
tertarik beralih menjadi wirausaha mengaku sudah mendapatkan penghasilan
dan kesejahteraan.
Para calon wiraswasta ini tertarik memulai
usaha yang mudah dijalankan, berisiko rendah, tetapi menjanjikan dari
sisi penghasilan. Usaha di bidang makanan menjadi pilihan 25 persen
responden yang saat ini masih berstatus sebagai pekerja. Usaha di bidang
fashion, terutama pakaian dan alas kaki, juga banyak diminati.
Usaha
yang diminati umumnya yang memerlukan modal relatif kecil mengingat
lebih dari separuh responden memilih menggunakan dana pribadi atau
patungan dengan kerabat ketimbang meminjam modal usaha ke bank. Prosedur
peminjaman yang memakan waktu dan keterbatasan aset yang bisa
dijaminkan menyebabkan mereka menjauhi perbankan. Belum lagi jika usaha
tidak berjalan mulus, dana dari perbankan akan menjadi beban karena
harus dikembalikan beserta bunganya.
Selain ketidakpuasan
terhadap pendapatan, keterbatasan lapangan kerja juga memperkuat
berkembangnya minat wirausaha. Tidak sedikit lulusan pendidikan tinggi
yang menganggur karena sulit mendapatkan pekerjaan. Menurut data Badan
Pusat Statistik (Februari, 2011), ada 612.000 orang berpendidikan
sarjana di antara 8,12 juta penganggur.
Jumlah penganggur
berpendidikan tinggi ini belum termasuk tamatan universitas yang
terpaksa harus bekerja seadanya. Tidak sesuai dengan bidang dan
kompetensinya. Tak kurang dari 20 persen responden berpendidikan tinggi
(sarjana dan pascasarjana) mengaku tak puas dengan pekerjaan mereka saat
ini. Sebanyak 35,8 persen responden yang tertarik berwiraswasta juga
dari kalangan berpendidikan tinggi.
Kian banyak lulusan
universitas yang membuat usaha sendiri menjanjikan masa depan cerah bagi
perekonomian. Bakal ada penciptaan lapangan kerja. Para wirausaha yang
berlatar belakang pendidikan tinggi punya peluang menciptakan lebih
banyak inovasi produk dan lebih kreatif mengatasi masalah pendanaan dan
pemasaran. Aktor ekonomi berkualitas seperti ini tak hanya mampu
menciptakan kesejahteraan, tetapi juga bisa memanfaatkan kecanggihan
teknologi informasi untuk pengembangan usaha. (BIMA BASKARA/Litbang Kompas)
sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/05/02/11490265/Pekerja.Belum.Cukup.Sejahtera
Selasa, 08 Mei 2012
Selamat Datang Register | Login kLeiNE Nunavuut mengomentari artikel Manusia Kerdil Bone, Siapakah Mereka? - KOMPAS.com Agansatya mengomentari artikel Ditolak, Acara Irshad Manji di UGM Batal - KOMPAS.com ornamentiscrime mengomentari artikel Komisi I Minta Tank Leopard Dipermurah - KOMPAS.com Edi Keceput mengomentari artikel Oknum Mahasiswa "Ngamuk", Puluhan Rumah Dirusak - KOMPAS.com Aghna Mahardhika mengirimkan tautan artikel Virus "9 Juli" Siap Blokir Internet, Periksa Komputer Anda! - KOMPAS tekno ke facebook Handie M mengomentari artikel Nunun Dihukum 2,5 Tahun Penjara - KOMPAS.com bob barnas mengomentari artikel Asosiasi Kepala Desa Kritisi RUU Desa - KOMPAS.com Raffael Mahendra mengomentari artikel Buru Harta Karun Soekarno, Malah Curi Mobil - KOMPAS.com Handie M mengomentari artikel Nunun Dihukum 2,5 Tahun Penjara - KOMPAS.com 6 menit yang lalu bob barnas mengomentari artikel Asosiasi Kepala Desa Kritisi RUU Desa - KOMPAS.com 6 menit yang lalu Raffael Mahendra mengomentari artikel Buru Harta Karun Soekarno, Malah Curi Mobil - KOMPAS.com 7 menit yang lalu kLeiNE Nunavuut mengomentari artikel Manusia Kerdil Bone, Siapakah Mereka? - KOMPAS.com 7 menit yang lalu Agansatya mengomentari artikel Ditolak, Acara Irshad Manji di UGM Batal - KOMPAS.com 7 menit yang lalu ornamentiscrime mengomentari artikel Komisi I Minta Tank Leopard Dipermurah - KOMPAS.com 7 menit yang lalu Edi Keceput mengomentari artikel Oknum Mahasiswa "Ngamuk", Puluhan Rumah Dirusak - KOMPAS.com 7 menit yang lalu Aghna Mahardhika mengirimkan tautan artikel Virus "9 Juli" Siap Blokir Internet, Periksa Komputer Anda! - KOMPAS tekno ke facebook 8 menit yang lalu KOMPAS.comCetakePaperBolaEntertainmentTeknoOtomotifFemaleHealthPropertiKompasianaUrbanesiaUrban SerpongImagesMore Kompas.com Rabu, 9 Mei 2012 | 13:25 WIB Home Nasional Regional Internasional Megapolitan Bisnis Olahraga Sains Travel Oase Edukasi Infografis Video More Ekonomi Fiskal & Moneter Saham & Valas Analisis Sosok Inspirasi Perencanaan Keuangan WIRAUSAHA Pekerja Belum Cukup Sejahtera
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar